Bali hingga kini masih menjadi andalan
sektor pariwisata di Indonesia. Pulau Dewata ini masih menjadi magnet
bagi para pelancong baik dalam dan luar negeri.
Namun ironisnya, sejumlah orang justru memanfaatkan Bali yang dipenuhi pelancong mancanegara untuk keuntungan pribadi dengan cara-cara licik. Para turis asing kerap menjadi objek pemerasan, penipuan bahkan kekerasan.
Banyak kasus bule-bule menjadi korban penipuan atau pemerasan baik oleh warga maupun petugas tertentu. Namun hanya sebagian kecil yang memperkarakannya.
Berikut empat kisah bule yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat bertandang ke Bali, dikutip dari merdeka:
Namun ironisnya, sejumlah orang justru memanfaatkan Bali yang dipenuhi pelancong mancanegara untuk keuntungan pribadi dengan cara-cara licik. Para turis asing kerap menjadi objek pemerasan, penipuan bahkan kekerasan.
Banyak kasus bule-bule menjadi korban penipuan atau pemerasan baik oleh warga maupun petugas tertentu. Namun hanya sebagian kecil yang memperkarakannya.
Berikut empat kisah bule yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat bertandang ke Bali, dikutip dari merdeka:
1. Polisi minta uang damai
[lihat.co.id] - Seorang anggota
polisi lalu lintas di Bali berpangkat Bripka meminta uang 'damai' saat
menilang seorang turis asal Belanda bernama Van Der Spek. Cerita Van Der
Spek yang diminta uang damai ini berawal saat ia menaiki motor di jalan
raya tidak menggunakan helm. Van Der Spek kemudian diberhentikan oleh
seorang anggota polisi lalu lintas berpangkat Bripka.
Van Der Spek ditanya soal SIM dan diberitahukan kesalahannya telah melanggar lalu lintas karena tidak menggunakan helm saat mengendarai motor di jalan raya.
Anggota polantas itu lalu memberikan opsi. Jika kasus ini dibawa ke pengadilan, maka akan didenda sekitar Rp 1.200.000. Namun, jika membayar denda di lokasi atau uang damai hanya sekitar Rp 200.000.
Karena tidak ingin ribet, Van Der Spek kemudian menyanggupi uang damai sekitar Rp 200.000. Sementara anggota polantas yang menerima uang suap itu langsung tersenyum.
Namun Van Der Spek cerdik, kejadian tersebut dia rekam dan kini sudah nongol di Youtube. Peristiwa itu terekam dan diunggah di situs video Youtube dengan judul: Polisi Korupsi di Bali/Corruption police in Bali.
Van Der Spek ditanya soal SIM dan diberitahukan kesalahannya telah melanggar lalu lintas karena tidak menggunakan helm saat mengendarai motor di jalan raya.
Anggota polantas itu lalu memberikan opsi. Jika kasus ini dibawa ke pengadilan, maka akan didenda sekitar Rp 1.200.000. Namun, jika membayar denda di lokasi atau uang damai hanya sekitar Rp 200.000.
Karena tidak ingin ribet, Van Der Spek kemudian menyanggupi uang damai sekitar Rp 200.000. Sementara anggota polantas yang menerima uang suap itu langsung tersenyum.
Namun Van Der Spek cerdik, kejadian tersebut dia rekam dan kini sudah nongol di Youtube. Peristiwa itu terekam dan diunggah di situs video Youtube dengan judul: Polisi Korupsi di Bali/Corruption police in Bali.
2. Polisi Bali ajak bule ngebir
Tak hanya meminta
uang damai, anggota polantas yang menilang Van Der Spek juga menawari
bir.? Van Der Spek sendiri menolak tawaran tersebut karena akan
mengendarai sepeda motor.
"Tidak masalah, kalau ada apa-apa ke sini aja. Saya jaga dari jam 7 pagi sampai jam 14 siang," ujar polisi berpangkat Bripka tersebut saat menawari sebotol bir kepada Van Der Spek.
Namun turis asal belanda itu tetap tidak mau dan bergegas meninggal pos polisi.
"Tidak masalah, kalau ada apa-apa ke sini aja. Saya jaga dari jam 7 pagi sampai jam 14 siang," ujar polisi berpangkat Bripka tersebut saat menawari sebotol bir kepada Van Der Spek.
Namun turis asal belanda itu tetap tidak mau dan bergegas meninggal pos polisi.
3. Bule Belanda ditipu money changer
[lihat.co.id] - Van Der Spek, tak
hanya sukses merekam anggota Polantas Bali yang sedang minta uang damai.
Turis asal Belanda ini juga membongkar praktik kotor para mafia money
changer di Pulau Dewata.
Der Spek pun berhasil merekam aksi para mafia money changer yang kerap ngibulin para turis asing di Pulau Dewata itu.
Kisah bermula saat bule berambut kriting pirang itu memasuki sebuah money changer di sebuah gang sempit di kawasan Bali. Dia pun lalu menukarkan uang dolar ke dalam pecahan rupiah.
Harga sudah setuju, uang rupiah yang akan ditukar pun sudah dihitung dan disiapkan petugas kasir. Namun dengan kecepatan tangan yang dimiliki kasir tersebut, beberapa lembar uang Rp 50 ribu ia jatuhkan ke laci. Uang yang sudah berkurang jumlahnya itu pun segera berpindah tangan ke Van Der Spek.
Ketika keluar bilik money changer, Van Der Spek lalu menghitung rupiah yang dia terima. Dan benar saja, rupiah yang dia terima tidak sesuai dengan nilai tukar yang seharusnya.
Bule itu pun kemudian masuk dan meminta kekurangan uangnya dikembalikan, tetapi usahanya sia-sia. Sang kasir menolak mengembalikan uangnya.
Der Spek pun berhasil merekam aksi para mafia money changer yang kerap ngibulin para turis asing di Pulau Dewata itu.
Kisah bermula saat bule berambut kriting pirang itu memasuki sebuah money changer di sebuah gang sempit di kawasan Bali. Dia pun lalu menukarkan uang dolar ke dalam pecahan rupiah.
Harga sudah setuju, uang rupiah yang akan ditukar pun sudah dihitung dan disiapkan petugas kasir. Namun dengan kecepatan tangan yang dimiliki kasir tersebut, beberapa lembar uang Rp 50 ribu ia jatuhkan ke laci. Uang yang sudah berkurang jumlahnya itu pun segera berpindah tangan ke Van Der Spek.
Ketika keluar bilik money changer, Van Der Spek lalu menghitung rupiah yang dia terima. Dan benar saja, rupiah yang dia terima tidak sesuai dengan nilai tukar yang seharusnya.
Bule itu pun kemudian masuk dan meminta kekurangan uangnya dikembalikan, tetapi usahanya sia-sia. Sang kasir menolak mengembalikan uangnya.
4. Artis Hollywood diperas di Bandara Bali
Aktor Hollywood
Taylor Kitsch mengaku bahwa dia sempat mendapat perlakuan tidak
menyenangkan dari petugas imigrasi saat berada di Bandara Bali. Bahkan
Taylor Kitsch pun menyimpulkan bahwa petugas Indonesia memang korup.
Kejadian bermula saat Taylor datang dari Jepang ke Bandaran Bali Indonesia untuk keperluan syuting film Savages. Namun karena buku paspornya penuh, petugas pun kebingungan memberikan stempel sehingga tidak memberikan izin masuk untuk Taylor. Tak ayal, Taylor pun bingung dibuatnya.
Taylor pun berusaha menjelaskan bahwa dirinya adalah aktor Hollywood yang sedang dalam tugas syuting di Indonesia. Taylor tak kehabisan akal dan menunjukkan trailer filmnya, John Carter, yang saat itu terekam di iPhone miliknya.
Namun yang terjadi petugas tersebut malah meminta iPhone miliknya. Setelah menyerahkan iPhone miliknya, petugas pun membiarkan Taylor lewat. Keseluruhan cerita itu diungkapkan Taylor saat menjalani sesi wawancara untuk CBS.com.
Memalukan bukan?lihat.co.id
Kejadian bermula saat Taylor datang dari Jepang ke Bandaran Bali Indonesia untuk keperluan syuting film Savages. Namun karena buku paspornya penuh, petugas pun kebingungan memberikan stempel sehingga tidak memberikan izin masuk untuk Taylor. Tak ayal, Taylor pun bingung dibuatnya.
Taylor pun berusaha menjelaskan bahwa dirinya adalah aktor Hollywood yang sedang dalam tugas syuting di Indonesia. Taylor tak kehabisan akal dan menunjukkan trailer filmnya, John Carter, yang saat itu terekam di iPhone miliknya.
Namun yang terjadi petugas tersebut malah meminta iPhone miliknya. Setelah menyerahkan iPhone miliknya, petugas pun membiarkan Taylor lewat. Keseluruhan cerita itu diungkapkan Taylor saat menjalani sesi wawancara untuk CBS.com.
Memalukan bukan?lihat.co.id