Jumat (18/5/2012) pukul 23.30 WITA, kamar nomor 10 sebuah pub di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, didatangi banyak 'tamu' tak diundang.
Penghuni kamar itu, Maesrani alias Rani (28), tewas dibunuh seusai berkencan dengan SEA (37) alias Moat Evan.
"Ada apa di kamar 10? Ternyata kakak saya ditikam sampai mati oleh tamunya usai kencan. Saya tidak tahu kenapa sampai pelaku menikam kakak saya," kata Tina, rekan kerja korban di pub itu, yang juga adik korban.
Rani didapati rekan kerjanya berlumuran darah dan terkapar di depan pintu kamarnya. Sebelumnya, Rani yang mengenakan baju merah dan celana jins pendek, berteriak minta tolong, namun nyawanya tidak tertolong.
Rani terbaring kaku. Di tubuhnya terdapat 11 luka tusuk, dan yang paling parah terdapat di dadanya.
Adik korban, Tina (25), yang juga bekerja di pub itu, tidak mengetahui secara jelas kronologi kejadian yang menewaskan kakaknya itu.
Tina mengaku kaget ketika banyak orang mendatangi kamar 10. Ternyata, saat ia mendekat, kakaknya terkapar berlumuran darah di depan kamarnya.
Tina mengaku dirinya dan Rani berasal dari Lombok, Mataram. Keduanya sudah tiga tahun tinggal di Kota Maumere, dan bekerja di pub di Kelurahan Wailiti.
"Kakak saya tidak pernah punya teman dekat atau pacar di Maumere," tutur Tina.
Setelah memastikan Rani meninggal dunia, rekan kerjanya membawa korban ke RSUD Maumere untuk divisum. Malam itu juga, tim Buser Polres Sikka menangkap pelaku.
"Saya tangkap pelaku di pintu depan, karena dia mau kabur. Sedangkan yang lain membawa Rani ke RSUD Maumere. Setelah Buser Polres Sikka datang, saya serahkan pelaku ke polisi," kata Urbanus, petugas keamanan pub, di RSUD Maumere, Sabtu (19/5/2012) dini hari.
Urbanus pun tidak mengetahui pasti bagaimana pelaku membunuh korban, sampai terdapat 11 luka tusukan.
"Saya mulai bertugas pukul 18.00 WITA. Kalau tidak salah, pelaku datang dengan temannya. Saya sendiri tidak tahu kalau di kamar Rani ada pelaku. Kami tidak periksa KTP dan minta identitas. Maka itu, saya tidak tahu kalau ada pelaku di kamar Rani. Rani berada di kamar 10. Di kamar 9 temannya, Rista," jelas Urbanus.
Evan, yang bicaranya gagap, mengaku menikam Rani di kamarnya. Namun, setelah ditanya polisi, Evan tutup mulut, dan bisu.
"Dia tidak bisa bicara. Kami sulit mau tanya dia, atau siapa yang bunuh Rani," kata seorang anggota Buser Polres Sikka, Jumat malam di RSUD Maumere.
Polisi tak kehilangan akal. Ardy, anggota Buser Polres Sikka, meminta pelaku menulis apa yang dilakukannya.
Dari tulisannya, Evan diketahui ke pub sekitar pukul 22.00 WITA menggunakan sepeda motor. Di pub, Evan masuk kamar 10 menemui Rani.
"Habis kencan, saya kasih uang Rp 20 ribu. Rani minta tambah Rp 20 ribu. Saya tidak ada uang lagi, tapi dia (Rani) tarik celana saya. Uang saya hanya Rp 20 ribu. Saya mau keluar, ia tarik. Lalu, saya dorong, dan kami sempat baku dorong di kamar. Lalu saya tikam korban di tubuhnya. Ia sempat bangun. Kami baku dorong lagi. Saya bawa pisau dari rumah. Pisau itu milik bapak saya," tulis Evan.
Usai dimintai keterangan, Evan dijebloskan ke sel Mapolres Sikka. Jenazah Rani direncanakan dibawa ke Mataram.
"Saya sudah minta bantuan Tina, adik korban, agar menelepon keluarganya di Mataram. Korban akan kami tanggung agar dibawa kembali ke kampung halamannya," kata Aris, pengelola pub, kepada Pos Kupang, Sabtu dini hari.