Awalnya, pada 1980-an, wanita yang bernama lengkap Yu Youzhen ini, hanyalah seorang petani sayuran biasa di Huojiawan, China. Bersama dengan suaminya, mereka bekerja keras hingga bisa mengumpulkan uang. Setelah bertahun-tahun, akhirnya mereka berhasil mendirikan rumah tiga tingkat. Sejak saat itu, mereka menjadi keluarga yang terkenal kaya di desa itu. Kemudian, banyak pula penduduk-penduduk China yang membutuhkan tempat tinggal, datang ke Wuhan, jadi Yu mulai menyewakan rumahnya yang bertingkat 3 itu dengan tarif 50 yuan (sekitar 77. 000 rupiah) setiap bulannya.
Pada tahun 2008 ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah China untuk melakukan pembongkaran dan pembangunan kembali tanah atau lahan yang kebanyakan merupakan milik para petani. Pemerintah China memberikan kompensasi berupa apartemen dan Yu Youzhen mendapatkan 21 apartemen dari kompensasi kebijakan penggantian dan pembangunan kembali lahan miliknya yang sudah didirikan rumah di Huojiawan. Beberapa tahun berturut-turut 4 dari 21 apartemen tersebut telah dijual oleh Yu sehingga sekarang masih tersisa 17 apartemen yang dimiliki dan disewakan oleh Yu.
Namun, dengan kekayaan yang sudah dimilikinya, Yu tidak ingin menyia-nyiakan hidupnya dengan kesenangan di meja judi, dan minum-minuman keras seperti yang banyak dilakukan warga China kaya. Oleh karena itu, dia memilih untuk melakukan pekerjaan mulia seperti menjadi tukang sapu jalanan dan membersihkan tempat-tempat sampah di sepanjang jalanan di kota tersebut, meski gaji yang didapatnya tidak seberapa, hanya 1.420 yuan (sekitar 2,2 juta rupiah) setiap bulannya. Pekerjaan ini telah ditekuni Yu sejak tahun 1998. Ia menolak berhenti dari pekerjaannya karena takut harta yang sekarang ia miliki akan membuatnya menjadi malas. “Bekerja bukan hanya untuk mendapatkan gaji, memiliki pekerjaan akan membuat diri kita fokus. Sikap malas hanya akan memunculkan sikap buruk yang lainnya,” ujar Yu, seperti dikutip Telegraph, Rabu (9/1/2013).
Rekan kerjanya menyebutkan selama ini ibu dua orang anak itu sebagai seorang pekerja keras. Ia disebut tidak pernah terlambat datang untuk bekerja dan hanya pernah meminta izin tiga kali selama 14 tahun bekerja sebagai tukang sapu.
“Satu anak saya pernah menganggur cukup lama, saya memarahinya selama dua bulan dan akhirnya ia memiliki pekerjaan,” terang Yu.
“Saya tidak mau memberikan contoh buruk pada anak saya dengan bermalas-malasan di rumah dan menikmati harta yang saya dapatkan,” tambahnya. Sikap dari Yu itu turut mendapatkan pujian dari banyak orang. Pemerintah China ramai memberitakan kisah Yu dalam media–media yang dimilikinya.
Kisah Yu Youzhen Wanita Tukang Sapu Jalanan Yang Ternyata Punya 17 Apartemen ini patut untuk dicontoh, ia lebih memilih untuk terus bekerja daripada menikmati kekayaannya.