Ternyata Mahasiswi "Ayam Kampus" Bebas di Pakai Kapan Saja Oleh Dosen - Mahasiswi yang nyambi menjadi "ayam kampus" mengaku kerap
mengajak kencan para dosen yang mengajarnya di kampus. Hal itu dilakukan
untuk mendapatkan nilai bagus walau sering tidak masuk kuliah dan tidak
maksimal mengerjakan tugas mata kuliahnya.
"Mengajak kencan dosen yang ngajar lebih
efektif, tetapi tidak semua dosen diajak dan mau diajak," tutur SF,
salah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Malang, saat
ditemui Kompas.com di sebuah rumah kontrakan di Kota Malang, Senin (29/10/2012) malam.
Menurut perempuan berusia 21 tahun ini, mengajak kencan adalah senjata terakhir untuk meluluhkan dosen yang killer dan pelit memberi nilai. "Tak jarang para dosen yang pelit akan nilai. Banyak juga dosen yang killer. Disogok pakai uang atau bingkisan jarang mau," kata SF.
"Ya, diajak ketemuan di rumah makan atau di kafe sederhana. Setelah
lumayan akrab, mulai memancing ke arah hubungan intim," lanjutnya.
Namun, para dosen, lanjut SF, ternyata tidak mudah untuk diajak berhubungan intim. "Tidak langsung mau. Harus berkali-kali ngajak dan terus didekati. Kalau sudah gol, sudah pasti memberikan nilai bagus walau jarang masuk," akunya.
Ditanya
apakah juga dibayar oleh sang dosen? SF mengaku, untuk kelas dosen,
gratis. "Karena yang butuh kita. Bukan dosennya. Teman-teman yang
berprofesi itu ("ayam kampus") memang sering bolos kuliah. Malas mau
ngerjain tugas. Jadinya, berbagai upaya dilakukan agar dapat nilai
bagus," katanya.
Setelah berhasil mengajak berhubungan seks dengan
oknum dosennya, SF mengaku, para dosen tersebut akhirnya ketagihan.
"Tak jarang minta berhubungan lagi. Ya, kita turuti, tetapi sifatnya
tidak memaksa. Kalau ngajak via sms. Misalnya, 'ada waktu ketemu?'. Itu
cara ngajaknya," beber SF.
Umumnya, kata SF, dosen yang bisa
diajak kencan usianya masih muda. Kencannya dilakukan di hotel
sederhana. "Kalau dosen ambil hotel sederhana. Tak terlalu mahal. Yang
penting aman," kata perempuan yang mewanti-wanti namanya tidak
dituliskan ini.
Seperti apa hotel yang dianggap aman itu? SF
mengaku hotel yang bukan menjadi langganan "klien"-nya. "Karena kalau
dosen, kan, bukan langganan," katanya lantas tersenyum.
Lebih
lanjut SF mengaku, awalnya dia tak mau melakukan hubungan seks di luar nikah. Namun, karena dirinya sudah tidak perawan sejak SMA dan sudah
terbiasa, akhirnya dia menikmati menjadi "ayam kampus".
"Saya
sudah terbiasa dan diakibatkan karena tak perawan lagi. Saat SMA, pacar
saya mengajak berhubungan, jika tak mau, akan diputus. Orangtua saya
berantakan. Mama cerai dengan papa," keluhnya.
Padahal, SF mengaku
berasal dari keluarga kaya. "Papa saya seorang pengusaha. Mama juga
pengusaha. Tapi papa selingkuh, mama akhirnya juga selingkuh. Ketahuan
cerai. Saya jadi korbannya. Soal uang saya tak kekurangan. Tapi kedua
orangtua sudah kurang peduli. Cuma kirim uang saja, tak mau tahu kondisi
saya," aku SF.