Penduduk desa ini begitu putus asa akan
hujan sehingga mereka melakukan sebuah ritual kuno di mana mereka saling
menyerang dengan cambuk untuk mencoba dan mempengaruhi cuaca. Dan
bukannya menggeliat kesakitan setelah setiap pukulan, para pesaing
tangguh nyaris bergeming dan beberapa tertawa dan menari. Ritual yang
dikenal sebagai ujungan ini telah diadopsi oleh banyak daerah di
Indonesia, termasuk kota Kediri, di mana foto-foto ini diambil.
Para peserta membuat cambuk dari rusuk
daun palem gula, yang mereka putar dan pukul bersama-sama. Kemudian di
bawah pengawasan seorang wasit dan kerumunan yang bersemangat, mereka
masing-masing melepaskan lima cambukan menyengat, menghindari daerah
bawah perut dan daerah leher. Darah mengalir dari duel adalah isyarat
bahwa permohonan mereka untuk hujan diberikan. Pertarungan ini dikenal
sebagai Tiban, yang disertai dengan musik dan drum.
Ritual tersebut berasal sebagai tradisi
musim kemarau antara gembala muda yang sering berjuang untuk mendapatkan
air untuk ternak mereka. Pencambukan dipandang sebagai 'pengorbanan
darah' sebagai imbalan untuk curah hujan. Hal ini bukan lagi acara
tahunan dan umumnya hanya diadakan ketika masyarakat putus asa untuk
hujan.
http://www.memobee.com/
GABUNG Halaman Facebook saya
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini