Clinton komentari serangan di Libya (Foto: ABC News)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton memberikan
pidato yang kuat di tengah merebaknya isu beredarnya cuplikan film
“Innocent of Muslims”, yang menghina Islam dan Nabi Muhammad. Film itu
memicu pergolakan di Libya yang menewaskan Duta Besar AS setempat.
Pidato Clinton yang disampaikan pada resepsi peringatan Hari Idul Fitri
di Washington, hari ini dilakukan di tengah ditingkatkannya keamanan
kedutaan-kedutaan AS di seluruh dunia. Baginya, serangan di Bengazhi,
Libya dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang kejam.
"Amerika Serikat menolak film anti-Islam yang beredar di internet. Semua
agama pernah mengalami penghinaaan, tetapi hal tersebut bukan menjadi
sebuah justifikasi untuk melakukan kekerasan," ujar Clinton, seperti
dikutip ABC News, Jumat (14/9/2012).
Menurut Clinton, ketika agama Kristen menjadi subyek penghinaan kami
mengharapkan umatnya tidak melakukan kekerasan. Hal serupa juga dialami
oleh Hindu dan Budha, tentunya menurut Clinton, kekerasan tidak perlu
terjadi.
"Hal ini (kekerasan) tidak perlu terjadi termauk Islam. Saya yakin,
agama besar di dunia kuat dalam menghadapi hinaan apapun. Mereka terus
berdiri selama berabad-abad," tutur Clinton.
Bagi mantan Ibu Negara AS itu, menarik diri dari kekerasan bukanlah
tanda kekerasan dari satu kepercayaan. Menurutnya, jutaan orang akan
berdiri dan mengecam penghinaan dari sekelompok orang terhadap suatu
agama.
"Saya jamin, setiap satu orang menghina agama lain, 10 suara lainnya
akan menjawabnya. Mereka akan menjawabnya dengan melawan penghinaan
tersebut. Menjawab sikap bodoh dengan memberikan pencerahan, menjawab
kebencian dengan pemahaman," tegasnya.
Pada pidatonya kepada umat Muslim yang mengikuti acara ini, Clinton
mengajak mereka untuk tidak terpicu dengan kekerasan yang ada. Dirinya
meminta semua warga untuk mempromosikan toleransi beragama di lingkungan
tempat mereka tinggal.
Insiden yang terjadi di Bengazhi tidak luput dari pembuat film “Innocent
of Muslims” yang dibuat oleh seorang yang bernama Nakoula Basseley
Nakoula. Cuplikan film yang menghina Nabi Muhammad itu memicu kemarahan
warga Muslim di Mesir, Libya dan Yaman.
Kemarahan itu bahkan menyebabkan Duta Besar AS untuk Libya Chris Steven
tewas oleh orang yang tidak dikenal. Steven tewas di konsulat AS di
Bengazhi, bersama dengan tiga orang staf kedutaan AS.