Labonya
Siddiqui tak lagi peduli dengan pandangan aneh orang-orang di
sekitarnya. Gadis 21 tahun itu membiarkan bekas luka bakar cukup parah
yang merayapi pipi, dagu, leher, dan dadanya menjadi objek tatapan.
Ia tampil penuh percaya diri dengan balutan busana modis dan riasan natural. Menyapa dunia sebagai model produk fashion ternama: Next.
"Next memberi saya kesempatan dan keberuntungan yang luar biasa," ujar gadis yang menjadi duta fashion di peluncuran gerai Next terbaru di Burnley, Lancashire, Inggris, seperti dilansir Daily Mail.
Labonya merasa sangat terhormat. Tak semata-mata meraih mimpi masa kecil, ia juga merasa mendapat kesempatan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penderita luka bakar di seluruh dunia.
Kesempatan itu datang tanpa terduga setelah ia menerima banyak penolakan sejumlah agensi model. "Aku sudah muak mengasihani diriku sendiri, aku lelah terbelenggu krisis percaya diri dan rasa tak aman. Yang semakin membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang rapuh," ujarnya.
Percaya dirinya baru tumbuh setahun belakangan. Setelah hampir 12 tahun selalu berpakaian tertutup dan memakai kerudung. Serta mengucilkan diri dari lingkungan sosial. Ia bangkit setelah seorang teman menarik paksa kerudungnya. Mengajarkannya menatap masa depan.
Di tengah dukungan sahabat dan keluarga, gadis yang terobsesi menjadi model sejak kecil itu pun mulai memberanikan diri mengejar mimpi. "Sejak remaja saya sangat suka melihat model-model cantik di majalah. Saya selalu bermimpi memiliki penampilan secantik mereka, sehingga bisa muncul di halaman-halaman mengkilap itu," ujarnya.
Tanpa memanipulasi cacat fisiknya, ia berhasil mewujudkan mimpi. Ia berharap pengalamannya sebagai model Next bisa menjadi batu loncatan untuk meraih kesempatan lebih besar. Ia bertekad menapaki karier akademik dan model secara beriringan.
"Saya berharap ketika orang-orang senasib yang melihat sosok saya, mereka akan menemukan kepercayaan diri dan kekuatan. Membuat mereka nyaman menjadi diri sendiri. Seperti saya dengan bekas luka saya," ujarnya.
Labonya mengalami luka permanen akibat sebuah insiden yang terjadi di kediamannya saat kecil di Dhaka, Bangladesh, pada 2002. Usianya masih delapan tahun saat lampu minyak yang ia nyalakan ketika listrik padam tiba-tiba meledak.
Bola api yang melalap tubuhnya membuatnya sempat koma selama lima hari di rumah sakit. Pemulihannya pun berlangsung lama melalui serangkaian operasi yang menyakitkan.
artik3l-kesehatan.blogspot.com
Ia tampil penuh percaya diri dengan balutan busana modis dan riasan natural. Menyapa dunia sebagai model produk fashion ternama: Next.
"Next memberi saya kesempatan dan keberuntungan yang luar biasa," ujar gadis yang menjadi duta fashion di peluncuran gerai Next terbaru di Burnley, Lancashire, Inggris, seperti dilansir Daily Mail.
Labonya merasa sangat terhormat. Tak semata-mata meraih mimpi masa kecil, ia juga merasa mendapat kesempatan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penderita luka bakar di seluruh dunia.
Kesempatan itu datang tanpa terduga setelah ia menerima banyak penolakan sejumlah agensi model. "Aku sudah muak mengasihani diriku sendiri, aku lelah terbelenggu krisis percaya diri dan rasa tak aman. Yang semakin membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang rapuh," ujarnya.
Percaya dirinya baru tumbuh setahun belakangan. Setelah hampir 12 tahun selalu berpakaian tertutup dan memakai kerudung. Serta mengucilkan diri dari lingkungan sosial. Ia bangkit setelah seorang teman menarik paksa kerudungnya. Mengajarkannya menatap masa depan.
Di tengah dukungan sahabat dan keluarga, gadis yang terobsesi menjadi model sejak kecil itu pun mulai memberanikan diri mengejar mimpi. "Sejak remaja saya sangat suka melihat model-model cantik di majalah. Saya selalu bermimpi memiliki penampilan secantik mereka, sehingga bisa muncul di halaman-halaman mengkilap itu," ujarnya.
Tanpa memanipulasi cacat fisiknya, ia berhasil mewujudkan mimpi. Ia berharap pengalamannya sebagai model Next bisa menjadi batu loncatan untuk meraih kesempatan lebih besar. Ia bertekad menapaki karier akademik dan model secara beriringan.
"Saya berharap ketika orang-orang senasib yang melihat sosok saya, mereka akan menemukan kepercayaan diri dan kekuatan. Membuat mereka nyaman menjadi diri sendiri. Seperti saya dengan bekas luka saya," ujarnya.
Labonya mengalami luka permanen akibat sebuah insiden yang terjadi di kediamannya saat kecil di Dhaka, Bangladesh, pada 2002. Usianya masih delapan tahun saat lampu minyak yang ia nyalakan ketika listrik padam tiba-tiba meledak.
Bola api yang melalap tubuhnya membuatnya sempat koma selama lima hari di rumah sakit. Pemulihannya pun berlangsung lama melalui serangkaian operasi yang menyakitkan.
artik3l-kesehatan.blogspot.com