Satu 
lagi akibat keganasan bom Boston, seorang istruktur tari bernama  
Andrianne Haslet harus rela kehilangan salah satu kakinya.  Andrianne 
Haslet dan suaminya saat itu sedang menonton perlombaan lari maraton 
persis disamping gedung tempat bom itu meledak.
Sesaat setelah kejadian tersebut Andrianne tidak menyadari jika kakinya telah terluka sangat parah, sementara suaminya juga mengalami luka yang cukup parah. Pada saat itu dalam benak Andrianne memikirkan bagaimana bisa keluar dari tumpukan debu reruntuhan bom tersebut.
Andrianne mencoba untuk bangkit berdiri namun kakinya tidak bisa merasakan apa-apa yang terlihat hanya lumuran darah, dengan merangkak Andreanne masuk ke dalam restoran terdekat. Sementara suaminya mengikuti jejak darah istrinya dan melihat keadaan istrinya yang terluka parah membuatnya berteriak untuk meminta vodka dan wiski guna mengurangi rasa sakit istrinya.
Suami dari Andrianne, Davis Haslet merasa putus asa takut jika tim medis tidak segera menolong istrinya lantaran kekacauan yang terjadi akibat bom tersebut, manun tidak lama setelah itu tim medis tiba untuk menolong mereka.
 
 
 
 
 
 
Sesaat setelah kejadian tersebut Andrianne tidak menyadari jika kakinya telah terluka sangat parah, sementara suaminya juga mengalami luka yang cukup parah. Pada saat itu dalam benak Andrianne memikirkan bagaimana bisa keluar dari tumpukan debu reruntuhan bom tersebut.
Andrianne mencoba untuk bangkit berdiri namun kakinya tidak bisa merasakan apa-apa yang terlihat hanya lumuran darah, dengan merangkak Andreanne masuk ke dalam restoran terdekat. Sementara suaminya mengikuti jejak darah istrinya dan melihat keadaan istrinya yang terluka parah membuatnya berteriak untuk meminta vodka dan wiski guna mengurangi rasa sakit istrinya.
Suami dari Andrianne, Davis Haslet merasa putus asa takut jika tim medis tidak segera menolong istrinya lantaran kekacauan yang terjadi akibat bom tersebut, manun tidak lama setelah itu tim medis tiba untuk menolong mereka.


Adrianne Haslet dan suaminya Davis Haslet ketika dirawat diruamah sakit




Andrianne seorang instuktur tari harus rela kehilangan salah satu kaki indahnya
Andrianne awalnya merasa frustasi atas 
kehilangan kakinya, manun saat ini tampaknya dia sudah merasa rela atas 
kehilangan salah satu kakinya dan dia pun tidak perlu harus mengutuk 
pelaku bom ataupun mengutuk Tuhan atas musibah yang dialaminya. Salut 
buat Andrianne dan suaminya bisa terima musibah ini, dan Andrianne tetap
 semangat untuk menjadi instruktur tari meskipun harus dengan satu kaki.
(Dari Berbagai Sumber)
http://www.memobee.com/ 
 
 
 


 
 



















 
  
















 Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa 
manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, 
tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh 
manusia. Pada umumnya 80 hingga 90% Jin menyerupai manusia.
 Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa 
manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, 
tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh 
manusia. Pada umumnya 80 hingga 90% Jin menyerupai manusia.

