UNIK

Translate

Sri Wani Diceraikan Suami Karena Ragu Jenis Kelaminnya

Sri Wani Diceraikan Suami Karena Ragu Jenis Kelaminnya 
Foto Sri Wani @malaysiansmustknowthetruth
Selasa, 13 November 2012 17:00
Sri Wani Choo Abdullah, wanita asal Malaysia ini diceraikan suaminya karena di anggap seorang pria. Namun, Pengadilan agama memutuskan istrinya adalah seorang wanita asli dan sang suami harus membayar denda kepada istrinya.

Mantan Dekan Universitas Sains Islam Malaysia, Baharom Sanugi, 61 tahun harus membayar Rp 37,6 juta kepada istrinya, seperti diperintahkan pengadilan Mahmakah Tinggi Syariah Malaysia.

Baharom mengajukan empat permohonan kepada pengadilan, termasuk meminta istrinya menjalani uji genetik untuk membuktikan dirinya benar-benar perempuan, namun hal itu ditolak oleh Mahkamah. Baharom juga meminta Sri Wani untuk dipenjarakan.

Pengadilan memutuskan Baharom harus membayar biaya Rp 940 ribu per kasus permohonannya.

Muhamad Azrul Azhan Muhammad Jamil yang merupakan pengacara Sri Wani mengatakan Hakim Muhammad Amran Mat Zain menekankan pengadilan tak bisa menerima alasan Baharom dalam kasus ini.

Pada 5 Oktober dan 7 November lalu, Baharom juga tidak hadir dalam sidang mendengarkan keterangan saksi.

"Saya harap Baharom mau membayar biaya ditetapkan mahkamah karena saya banyak rugi,"
ungkap Sri Wani.
(ec/sinarharian)
 
infospesial.net/sri-wani-diceraikan-suami-karena-ragu-jenis-kelaminnya/

Ingin Bahagia, Mantan Tentara Ini Ganti Kelamin di Usia 47 Tahun

Transgender atau pergantian jenis kelamin bukanlah hal mudah yang dapat dilakukan semua orang. Bagi Jennine Jackson, keinginannya semenjak remaja untuk berubah menjadi wanita baru jadi kenyataan saat usianya 47 tahun.

Jennine yang dulu bernama Russell sudah merasa bahwa dirinya berbeda dan ingin menjadi wanita semenjak belia. Namun untuk menghindari keinginannya tersebut, ia pun bergabung menjadi tentara pada usia 16 tahun dengan berpikiran bahwa dirinya bisa menjadi lebih macho.

Sebagai anggota tentara Inggris Queen's Lancashire Regiment, saat itu Russell memiliki karir gemilang di bidang tentara dan sudah berkeliling dunia untuk menjalankan tugasnya. Walaupun begitu, ia cenderung pendiam dan tidak terlalu akrab dengan banyak pria seprofesinya.



Akhirnya karena penyakit mata yang dideritanya, pada tahun 2005 Russell resmi keluar dari anggota tentara setelah hampir 25 tahun melayani negaranya. Semenjak itupun ia semakin yakin untuk melakukan perubahan jenis kelamin yang telah diinginkannya sejak lama.

Saat melakukan terapi penggantian jenis kelamin, tidak semua orang di sekitarnya mendukung. Ada pihak yang mendukung, namun ada pula orang-orang yang merusak mobil dan rumahnya. Akhirnya pada tahun 2011, Jennine melakukan operasi terakhirnya dan kini fisiknya telah benar-benar menjadi wanita. Transgender asal Inggris yang kini tinggal di Darlington, County Durham tersebut mengaku bahagia dengan kehidupannya yang baru sebagai wanita.

Dengan pengalamannya saat menjadi tentara, kini Jennine membuka bisnis ban mobil setelah mencoba berbagai profesi. "Saya mendapat ide dari mengerjakan mesin saat menjadi tentara. Tapi saya juga menderita dari kerusakan ban mobil saat saya dalam masa transisi dan orang-orang merusak mobil saya, menaruh paku di ban mobil saya," ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Sumber : http://www.facekom.info/2012/11/ingin-bahagia-mantan-tentara-ini-ganti.html#ixzz2CRhyOvVT

Perempuan Ini Dapat Penghasilan Rp 2,5 Juta Sehari dari Memeluk Orang

Jackie Samuel berpenghasilan $260 sehari (Rp2,49 juta) dan bisa bermesraan dengan 30 pria per minggu -- termasuk pensiunan dan veteran perang.

Meski begitu, bisnisnya 'The Snuggery' sudah menjadi perhatian orang. Sekolah tinggi tempat dia belajar sudah mengancam untuk mengeluarkan dia, sementara orang lain menyebutnya pelacur.

"Sepertinya saya memang terlahir untuk berpelukan. Berpelukan itu menyehatkan secara spiritual dan menyenangkan," ujarnya pada Daily Mail. 

"Saya rasa para pelanggan datang ke saya karena alasan-alasan berbeda. Ada klien yang lebih tua dan istri-istri mereka sudah meninggal, sehingga mereka hanya butuh bersama orang lain, mengalami sentuhan. Klien-klien yang lebih muda kadang berada di antara beberapa hubungan, ada yang hubungannya bermasalah, dan ada orang-orang yang penasaran sehingga mereka datang untuk mencari tahu," ujar dia.

Perempuan berusia 29 tahun ini mengiklankan jasanya secara online dan menetapkan harga $60 (Rp575 ribu) per jam.
Aksi bermesraan ini bisa berlangsung di sekitar pondoknya di Rochester, New York, namun kebanyakan kliennya memilih untuk menggunakan kasur dobel milik Jackie.

Para pelanggan dilarang untuk menyentuh bagian badan Jackie yang tertutup oleh pakaian dalam, yang ia pakai di bawah piyamanya.


Saking suksesnya bisnis ini, Jackie sampai harus menyewa pemeluk profesional lainnya, Colleen.


Anak buahnya ini belum menangani klien, tapi sudah bergabung dalam dua sesi bermesraan Jackie atau 'double cuddle'. 


Meski Jackie punya aturan ketat soal hubungan seksual, ia tetap mendapat serangan email dan telepon yang menyebut dia seorang pekerja seks komersial.


"Orang-orang bilang saya lebih buruk dari seorang pelacur karena mereka berpendapat bahwa bermesraan ini lebih intim dari seks. Bahkan saya dibilang menguangkan cinta," ujar dia. (ANI)
 
narayana734.blogspot.com 

Penyebab Utama Hancurnya Budaya Suku Maya

Penelitian Menemukan Perubahan Iklim Mempengaruhi Hancurnya Peradaban Maya - Jika Anda ingin melihat dampak perubahan iklim terhadap masyarakat modern, sebuah penelitian menemukan contohnya pada peradaban Maya kuno, yang hancur karena kelaparan, perang, dan jatuh saat pola cuaca hujan berkepanjangan berubah menjadi kekeringan.



Sebuah tim peneliti internasional mengumpulkan catatan iklim yang mendetail selama 2000 tahun tentang pola cuaca basah dan kering dari kawasan yang kini diketahui sebagai negara Belize, dulunya kota-kota Maya berkembang di situ dari tahun 300 sampai 1000.

Dengan menggunakan data yang terkunci di stalagmit -- deposit mineral yang tertinggal dari tetesan air di gua-gua -- dan data arkeologi yang dibuat oleh orang-orang Maya, tim ini kemudian melaporkan temuannya di jurnal Science, Kamis.

Tak seperti tren pemanasan global yang dipicu oleh aktivitas manusia, termasuk emisi gas rumah kaca, perubahan iklim di Amerika Tengah saat hancurnya peradaban Maya terjadi karena pola cuaca yang berubah-ubah dengan dahsyat secara alami.


Pola cuaca yang berubah-ubah ini membawa kelembaban tinggi, yang mendorong pertumbuhan peradaban Maya, dan periode kering yang membawa kemarau panjang serta kekeringan selama berabad-abad, kata penulis utama laporan tersebut, Douglas Kennett, antropolog di Penn State University.

Pada periode basah, pertanian berkembang besar, populasi pun bertambah di pusat-pusat kebudayaan Maya, kata Kennett lewat wawancara telepon. Pada masa ini juga terjadi penguatan peran raja di pusat-pusat peradaban, mereka mengklaim bisa mendatangkan hujan yang kemudian membawa kesejahteraan. Mereka pun melakukan upacara korban persembahan agar cuaca tetap mendukung pertanian.

Analogi dengan peradaban modern
Saat musim hujan beralih ke kemarau pada tahun 660, kata Kennett, kekuasaan dan pengaruh para raja itu runtuh, dan berdampak pada perang yang semakin sering terjadi karena perebutan sumber daya alam makin terbatas.

"Anda bisa membayangkan orang-orang Maya terjebak," kata dia. "Idenya adalah para raja ini memastikan hujan tetap datang, mereka menjaga semuanya teratur, dan semuanya baik-baik saja jika Anda di periode musim hujan..tapi saat keadaan menjadi buruk, dan para raja ini membuat persembahan, tapi tak ada yang berubah, maka orang pun mulai bertanya-tanya kenapa para raja ini berkuasa."

Kejatuhan politik raja-raja Maya terjadi pada tahun 900, saat kemarau berkepanjangan mulai memberontak terhadap kekuasaan mereka. Namun populasi Maya bertahan selama seabad kemudian, saat kekeringan dahsyat bertahan dari tahun 1000 sampai 1100 dan memaksa orang-orang Maya meninggalkan pusat-pusat populasi terbesar mereka.


Bahkan di puncak peradaban Maya, manusia memiliki efek terhadap lingkungannya, kata Kennett, terutama dengan pertanian yang menyebabkan terjadinya erosi. Pada musim kemarau panjang, orang-orang Maya pun melakukan intensifikasi pertanian.

Saat iklim di kawasan tersebut berubah menjadi kering dalam sebuah pola panjang yang disebut zona konversi intertropikal, maka itu memperparah dampak kerusakan lingkungan akibat manusia, kata Kennett.

"Ada analogi di sini yang bisa kita tarik ke konteks modern dan harus kita khawatirkan" di Afrika dan Eropa, kata dia.

Jika ada perubahan iklim yang mengabaikan sistem pertanian di sebuah daerah, maka bisa terjadi kelaparan, ketidakstabilan sosial, dan peperangan yang kemudian melibatkan populasi lain, kata dia -- sama halnya yang terjadi di peradaban Maya. 


coretrizal.blogspot.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...