Faby Marcelia
Kapanlagi.com - Beberapa waktu lalu, foto-foto nakal pesinetron Faby Marcelia beredar luas di dunia maya. Dalam salah satu foto tersebut, Faby tampak bersama sang kekasih pesinetron Revand Narya berada di sebuah kamar. Sementara dalam foto lainnya, Faby tampak sedang duduk di kamar tidur sambil telanjang dada.
Belum diketahui siapa penyebar foto-foto nakal ini namun muncul dugaan
bahwa foto ini tersebar akibat ponselnya hilang. Dugaan ini diperkuat
dari twit Revand pada 5 Maret 2013 lalu.
"bb dan iphone @fabymarcelia hilang di lokasi , di colong orang , dan
saya kira2 tau posisinya 15 menit yg lalu , posisinya disini :"
kapanlagi.com
Gara-Gara Pakaian Dalam - Mungkin kedengaran aneh dan janggal.
Hidayah memang bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Selama ini
mungkin kita lebih sering mendengar dapat hidayahnya seorang non muslim
ke dalam Islam di sebabkan hal-hal luar biasa dan penting. Seperti
dokter Miller seorang penginjil Kanada yang memeluk Islam setelah
menjumpai I’jaz Qur’an dari berbagai segi. Tapi yang ini benar-benar
tidak biasa. Ya, memeluk Islam gara-gara pakaian dalam!
Fakta ini dikisahkan Doktor Sholeh Pengajar di sebuah perguruan Tinggi
Islam di Saudi, saat ditugaskan ke Inggris. Ada seorang perempuan tua
yang biasa mencuci pakaian para mahasiswa Inggris termasuk pakaian dalam
mereka.
Tidak ada sisi menarik pada wanita ini, tua renta, pegawai rendahan dan
hidup sendirian. Setiap kali bertemu dia selalu membawa kantong plastik
berukuran besar yang terisi penuh dengan pakaian kotor. Untuk pekerjaan
kasar seperti ini penghuni rumah jompo ini terbilang cekatan di usianya
yang sudah terbilang uzur. Di Inggris, masyarakat yang memiliki anggota
keluarga lansia biasanya cenderung memasukkan mereka ke panti jompo. Dan
tentu saja keadaan miris ini harus diterima kebanyakan para orangtua
dengan besar hati agar tidak membebani anak mereka. Namun di tengah
kondisi seperti itu sepertinya tidak membuat kecil hati tokoh kita ini
yang justru begitu getol mengisi hari-harinya bergelut dengan cucian
kotor.
Wanita baya itu lebih suka dipanggil auntie atau bibi. Dia sudah bekerja
sebagai petugas laundry hampir separuh usianya. Beruntung baginya masih
ada instansi yang bersedia mempekerjakan para manula.
“Aku merasa dihargai meski sudah tua. Lagipula, orang-orang seperti aku
ini sudah tidak ada yang mengurus, kalau bukan diri sendiri. Anak-anakku
sudah menikah dan tinggal bersama keluarga mereka masing-masing.
Suamiku sudah meninggal. Walaupun anak-anak suka menjenguk, tapi aku
tetap ingin punya kegiatan sendiri untuk mengisi masa tua,” ujarnya
“Bukan untuk kerja yang berat memang, tapi setidaknya, selain menambah
penghasilan juga mengisi hari tua. Mungkin itu lebih baik daripada harus
tinggal diam di panti jompo.” Ujarnya lagi dengan wajah sendu.
“Sedih juga kalau harus tinggal sendirian. Seperti seorang temanku. Dia
juga dulu bekerja sebagai petugas laundry bersamaku. Sampai akhirnya,
anak perempuan satu-satunya menikah. Namun setelah menikah, anak
perempuannya itu tidak pernah menghubunginya,” bibi berkisah.
Bagi sang Bibi profesinya sebagai petugas laundry justru membuatnya
lebih dekat dengan sepak terjang, liku-liku penghuni asrama yang
rata-rata adalah mahasiswa dari luar Inggris. Sang Bibi paham betul
kebiasaan para mahasiswa yang tinggal di asrama ini selain belajar
sehari-hari, adalah pergi clubbing sekadar “having fun”. Banyak asrama
memiliki bar, café, ruang duduk untuk menonton televisi, ruang musik dan
fasilitas olahraga sendiri.
Dan salah satu sisi negatif pergaulan dengan orang Inggris adalah bila
mereka sudah dekat botol miras, biasalah mereka sampai benar-benar
mabuk. Dan dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi. Muntah merata di
sebarang tempat, kencing dalam celana dan sebagainya. Inilah perbuatan
paling bodoh yang pernah dilakukan oleh manusia sejak terciptanya
minuman beralkohol. Bukan saja menghilangkan akal sehat, tetapi juga si
pemabuk akan merasa kelelahan dan sakit kepala yang teramat sangat
(hangover).
Saat para penghuni asrama masih dibuai mimpi karena kelelahan habis
clubbing semalaman suntuk. Tinggallah sang Bibi memunguti pakaian kotor
itu setiap hari. Dan terkadang harus diangkut dari kamar, jauh sebelum
mereka bangun dari tidur. Kemudian disortir dengan teliti satu persatu
berdasarkan jenis bahan, ukuran, warna dan yang lebih spesifik lagi
dipisahkannya pakaian dalam dari yang lain. Begitu pekerjaan rutin itu
dilakukan dengan penuh dedikasi tinggi walau di ujung usianya yang
semakin menua.
Waktu terus berjalan, sementara sang Bibi tanpa putus asa terus bergelut
dengan ‘dunia kotor’nya. Idealnya di penghujung usianya itu seharusnya
masa bagi seseorang menuai hasil kerja payahnya di masa muda. Namun
situasilah yang menyebabkan dia harus menanggung berbagai persoalan
hidup, maka sungguh itu merupakan masa tua yang tidak membahagiakan. Di
dalam kondisi yang sudah tidak mampu banyak berbuat, dia justru dituntut
harus banyak berbuat. Dalam kondisi produktivitas menurun ia justru
dituntut untuk berproduksi tinggi.
Entah sampai kapan dia harus melakoni pekerjaan itu. Maka sampailah
suatu saat asramanya kedatangan penghuni baru yaitu beberapa mahasiswa
muslim dari Timur Tengah yang mendapat tugas belajar dari negaranya.
Mereka sudah terdaftar akan menempati salah satu kamar di asrama tempat
sang Bibi bekerja.
Bagi kebanyakan pelajar timur tengah sangat langka memilih tinggal di
asrama. Mereka biasanya membeli rumah atau flat yang sudah disesuaikan
untuk menampung kelompok kecil siswa, pasangan atau keluarga. Ada juga
beberapa pemilik tempat perorangan mengizinkan rumah-rumah mereka
dikelola dan disewakan.
Tinggal di asrama merupakan cara terbaik untuk bertemu orang-orang baru
dan menjalin persahabatan yang langgeng. Inilah salah satu pertimbangan
mereka memilih tinggal di asrama. Kesadaran inilah yang menepis
kekhawatiran akan terjadinya gegar budaya atau “cultural shock“.
Hidup dalam komunitas non muslimlah justru kita dituntut untuk
membuktikan nilai-nilai Islam yang tinggi ini sebagai sebuah solusi bagi
manusia. Tentunya ini adalah pekerjaan dakwah yang merupakan
tanggungjawab setiap muslim di mana saja berada. Dengan tetap menjaga
keistimewaan kita sebagai muslim yaitu kesalehan.
Hari-hari terus berlalu, tampaknya si Bibi ini betul-betul perhatian
dengan apa yang dicucinya. Sampai-sampai dia tahu ini pakaian si A, ini
si B dan seterusnya. Tidak terkecuali dengan pakaian kotor milik
mahasiswa dari Timur Tengah tadi. Namun saat dilakukan sortir pakaian
dalam, si Bibi merasa ada sesuatu yang tidak biasa, karena dari semua
pakaian yang dicucinya, hanya pakaian muslim Arab saja yang terlihat
tidak kotor, tidak berbau, tidak kumuh dan tidak banyak noda di
pakaiannya.
Kejadian langka ini semakin mendorong rasa penasaran si Bibi. Lagi-lagi
pencuci pakaian di asrama ini selalu merasa aneh saat mencuci celana
dalam mereka. Berbeda dengan yang lain, kedua pakaian dalam mereka
selalu tak berbau.
Maka masih dalam keadaan penasaran, si Bibi memutuskan bertanya langsung
dengan ‘pemilik celana dalam’ itu. Saat ditanya kenapa. Dua orang ini
menjawab, ”Kami selalu istinja setiap kali kencing.” Pencuci baju ini
bertanya lagi, ”Apakah itu diajarkan dalam agamamu?”
“Ya!” Jawab dua orang pelajar muslim tadi.
Merasa belum yakin 100 persen dengan jawaban itu, akhirnya si Bibi
datang menemui salah seorang tokoh muslim yaitu Doktor Sholeh– Pengajar
di sebuah perguruan Tinggi Islam di Saudi, saat ditugaskan ke Inggris–
Wanita tua ini menceritakan keheranannya selama bertugas perihal adanya
pakaian dalam yang ‘aneh’.
Ada beberapa pakaian dalam yang tidak berbau seperti kebanyakan
mahasiswa umumnya, apa sebabnya? Maka ustadz ini menceritakan karena
pemiliknya adalah muslim, agama kami mengajarkan bersuci setiap selesai
buang air kecil maupun buang air besar, tidak seperti mereka yang tidak
perhatian dalam masalah seperti ini.
Betapa terkesan ibu tua ini jika untuk hal yang kecil saja Islam
memperhatikan apatah lagi untuk hal yang besar, pikir pencuci baju itu.
Dan tidak lama kemudian ia mengikrarkan syahadat, memeluk Islam dengan
perantaraan pakaian dalam!
Tidak disangka ternyata diam-diam si tukang cuci memeluk Islam,
gemparlah para mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut, yang
kebanyakan adalah non muslim. Mereka berusaha ingin tahu sebab musabab
si Bibi memeluk Islam. Dia menjawab dengan yakin bahwa dirinya sangat
kagum dengan kawan muslim Arab ini, karena dari semua pakaian yang
dicucinya, hanya pakaiannya sajalah yang terlihat tidak macam-macam. Dan
dengan hidayah Allah Swt, dirinya dapat membedakan antara pakaian
seorang muslim dan non muslim.
Hidayah memang bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Selama ini
mungkin kita lebih sering mendengar dapat hidayahnya seorang non muslim
ke dalam Islam lebih disebabkan pada hal-hal luar biasa dan penting.
Tapi yang ini benar-benar tidak biasa. Mendapat hidayah di penghujung
usia gara-gara pakaian dalam! Sungguh takdir Allah benar-benar telah
jatuh berketepatan dengan kegigihannya selama ini mengisi hari-hari di
sisa hidupnya sebagai petugas laundry. Di sinilah letak rahasia nikmat
Allah yang agung yang mempertemukan antara takdirNya dan ikhtiar
manusia. Sungguh Allah tidak pernah menyia-nyiakan amal seorang
hambaNya.
KESALAHAN dalam berbusana bisa menimpa siapa saja, Tak terkecuali pada bintang sekelas Lindsay Lohan.
Bagi
seorang selebriti, penampilan merupakan hal yang sangat penting.
Pasalnya, apa pun yang dikenakan oleh para pesohor akan selalu menjadi
perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat.
Meski demikian,
kesalahan dalam berbusana atau wardrobe malfunction juga tak pernah
luput dari selebriti. Seringkali, mereka tertangkap kamera sedang dalam
busana yang tak sesuai.
Hal ini juga terjadi pada Lindsay Lohan
yang bagian puting payudaranya terekspos atau nongol, lantaran tidak
mengenakan bra. Bintang film Mean Girls ini terlihat turun dari
helikopter dengan mengenakan maxi dress berwarna abu-abu. Dirinya
terlihat begitu kerepotan saat membawa barang-barang, hingga tak
menyadari bagian sensitifnya terumbar.
Lindsay juga terlihat
menjinjing dua buah tas Hermes di tangan kirinya. Sementara itu,
bintang 26 tahun ini tampil santai dengan hanya mengenakan sandal
manik-manik. Seperti dilansir The Sun, Senin (1/4/2013), pelantun lagu
Speak ini tiba di Brasil untuk sebuah pekerjaan.
http://www.mrcoppas.com/2013/04/baju-transparan-puting-payudara-lindsay.htmlhttp://www.menjelma.com/
Lagi-lagi dunia hiburan Indonesia dikagetkan oleh foto bugil
artis muda, belum hilang dalam benak pikiran beberapa waktu lalu
tentang foto sexy DJ dan penyanyi kondang. Kini beredar lagi foto bugil
Faby Marcelia yang beredar bebas di dunia maya.
Menurut beberapa forum ini adalah foto dari artis Faby Marcelia
kelahiran tahun 1996 yang sekarang usianya menginjak 17 tahun. Mengawali
karirnya pertama kali dengan menyanyikan lagu Pura-pura pada tahun
2009.
Beredarnya foto-foto bugil artis di internet mengundang segudang
pertanyaan dalam benak kepala saya, apakah semua artis muda berhubungan
intim layaknya suami istri atau lebih lebih dikenal pergaulan bebas
adalah hal yang lumrah dan biasa?
Lalu saat tersebarnya video atau foto bugil di internet itu salah siapa?
Semoga tersebarnya foto-foto bugil artis Faby ini menjadi pelajaran
yang berarti agar kedepannya lebih berhati-hati dan menjunjung tinggi
Norma-norma agama
http://www.menjelma.com/