UNIK

Translate

Tragis, Gadis Cacat Mental Diperkosa di tengah Kelas sedang Berlangsung

Tragis, Gadis Cacat Mental Diperkosa di tengah Kelas sedang Berlangsung
KJ, seorang gadis remaja cacat mental berusia 15 tahun , di salah satu sekolah berkebutuhan khusus di New York, Martin De Porres Academy, Elmont, diperkosa oleh dua teman laki-lakinya sendiri.  Peristiwa tersebut terjadi sekitar bulan Desember tahun lalu, seperti yang dilansir oleh salah satu portal berita Inggris, dailymail.co.uk (13/1).


Kejadian tragis tersebut terjadi ketika kelas Science sedang berlangsung selama 10 menit. Awalnya, dua pelaku bersembunyi di bawah kursi KJ, kemudian mereka menarik KJ kebawah kursi. Ketika KJ berusaha berteriak, salah satu pelaku memukul kepalanya.

Pengacara KJ, Madeline Bryer mengatakan bahwa kedua pelaku mencoba menyodomi KJ secara anal sementara salah satu dari mereka menari di atas meja. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengalihkan perhatian gurunya yang sedang mengajar pada saat itu. Malangnya, ketika gadis tersebut melaporkan kejadian tersebut ke dinas pekerja sosial sekolah pada keesokan harinya, mereka hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. "Tidak dapat dipercaya bagaimana hal ini bisa terjadi," kata Ms Bryer, ibu KJ.


Direktur Eksekutif Sekolah, Ed Dana mengatakan bahwa sekolah harus segera melakukan investigasi internal secepat mungkin terkait dengan tindakan pelecehan dan memecat guru tersebut. "Kami ingin masyarakat tahu bahwa kami menginginkan guru-guru yang berstandar tinggi. Prioritas utama kami adalah keselamatan dan kesejahteraan anak-anak yang kami didik," kata Ed Dana.



Pemerkosaan merupakan salah satu tindakan asusila yang sangat dikutuk dalam Alkitab dan terjadi hampir di semua kalangan umur.  Tidak hanya terjadi pada wanita dewasa, namun juga terjadi pada anak-anak, seperti yang dialami oleh KJ. Oleh karena itu, sebagai wanita, hendaknya kita harus hati-hati dalam bergaul dengan siapa saja, dan selalu melibatkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita, termasuk kemana saja kita akan melangkah karena kejahatan datang pada saat yang tidak terduga. Berdoa selalu dan tetap waspada.

jawaban.com

Mengisap ganja bisa turunkan IQ Loo?


3

Sebuah penelitian dari Duke University tahun lalu menyebutkan kalau mengisap ganja mampu menurunkan IQ. Namun penelitian lain yang dilakukan para ahli dariRagnar Frisch Center for Economic Research baru-baru ini membantah hal itu. Mana yang benar?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita telisik lebih dalam mengenai penelitian oleh para ahli dari Duke University yang dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Pada bulan Agustus tahun lalu, peneliti melibatkan lebih dari 1.000 orang yang lahir di Dunedin, Selandia Baru. IQ responden diperiksa di usia 13 dan 38 tahun. Mereka juga ditanyai tentang penggunaan ganja di antara pemeriksaan IQ tersebut.
Hasilnya, peneliti menemukan penurunan IQ pada orang-orang yang mengisap ganja di antara usia 13-38 tahun. Penelitian ini pun sempat menjadi pusat perhatian karena ganja ternyata memberi efek buruk bagi otak remaja.
"Orang tua harus mengawasi anak remaja mereka, karena ganja punya dampak buruk bagi otak," tutur Madeline Meier, kepala penulis penelitian saat itu, seperti yang dikutip dari CBS News (14/01).
Namun penelitian terbaru - yang diterbitkan dalam jurnal yang sama kemarin - malah menyatakan hal yang sebaliknya. Ole Rogeberg selaku penulis penelitian pun membeberkan kalau faktor sosial ekonomi dari responden dan kaitan antara IQ dengan ganja tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dr Duncan Clark yang meneliti penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang pada anak remaja dari University of Pittsburgh pun ikut berkomentar. Meskipun ia tidak terlibat dalam kedua penelitian tersebut di atas, Dr Clark berpendapat kalau hasil analisis Rogeberg tidak sepenuhnya membantah.
"Ada kemungkinan baru yang disebutkan Rogeberg sehingga memunculkan spekulasi dan bukan data statistik yang baru lagi," begitu papar Dr Clark.
Sementara itu, Dr Nora Volkow, ahli lainnya dari National Institute on Drug Abuse, menganggap belum ada penelitian yang benar-benar akurat mengaitkan antara ganja dan IQ.
Ganja adalah salah satu obat-obatan terlarang yang terkenal di dunia. Mengisap ganja bisa menimbulkan efek euforia sementara, penyimpangan persepsi, gangguan memori, kesulitan berpikir dan memecahkan masalah

m.merdeka.com

Foto Terbaru Lindsay Lohan Kelihatan Puntingnya


http://www.kampunggosip.com

Inilah Pengemis Terkaya Di Indonesia


Pengemis. Mungkin hanya mendengar kata itu saja, sobat langsung membayangkan seseorang yang kurus, kumal, dekil, berpakaian kotor dan compang-camping, bahkan hidup tidak layak. Sebagian bayangan anda memang tidak salah. Namun jika bicara soal penghasilan, sobat harus membaca artikel kami kali ini.Inilah Pengemis Terkaya Di Indonesia yang mau membuka rahasia nya.

Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya. Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.

Cak To tak mau nama aslinya dipublikasikan. Dia juga tak mau wajahnya terlihat ketika difoto untuk artikel kali ini. Tapi, Cak To mau bercerita cukup banyak tentang hidup dan ''karir''-nya. Dari anak pasangan pengemis yang ikut mengemis, hingga sekarang menjadi bos bagi sekitar 54 pengemis di Surabaya.

Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.

Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta.

Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang.

Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.

Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui redaktur di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.

Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti ''orang mampu''. Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.

Dengan bahasa Madura yang sesekali dicampur bahasa Indonesia, pria beranak dua itu mengaku sadar bahwa profesinya akan selalu dicibir orang. Namun, pria asal Bangkalan tersebut tidak peduli. ''Yang penting halal,'' ujarnya mantap.

Cak To bercerita, hampir seluruh hidupnya dia jalani sebagai pengemis. Sulung di antara empat bersaudara itu menjalani dunia tersebut sejak sebelum usia sepuluh tahun. Menurut dia, tidak lama setelah peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI.

Maklum, emak dan bapaknya dulu pengemis di Bangkalan. ''Dulu awalnya saya diajak Emak untuk meminta-minta di perempatan,'' ungkapnya.

Karena mengemis di Bangkalan kurang ''menjanjikan'', awal 1970-an, Cak To diajak orang tua pindah ke Surabaya. Adik-adiknya tidak ikut, dititipkan di rumah nenek di sebuah desa di sekitar Bangkalan. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah di emprean sebuah toko di kawasan Jembatan Merah.

Bertahun-tahun lamanya mereka menjadi pengemis di Surabaya. Ketika remaja, ''bakat'' Cak To untuk menjadi bos pengemis mulai terlihat.

Waktu itu, uang yang mereka dapatkan dari meminta-minta sering dirampas preman. Bapak Cak To mulai sakit-sakitan, tak kuasa membela keluarga. Sebagai anak tertua, Cak To-lah yang melawan. ''Saya sering berkelahi untuk mempertahankan uang,'' ungkapnya bangga.

Meski berperawakan kurus dan hanya bertinggi badan 155 cm, Cak To berani melawan siapa pun. Dia bahkan tak segan menyerang musuhnya menggunakan pisau jika uangnya dirampas. Karena keberaniannya itulah, pria berambut ikal tersebut lantas disegani di kalangan pengemis. ''Wis tak nampek. Mon la nyalla sebet (Kalau dia bikin gara-gara, langsung saya sabet, Red),'' tegasnya.

Selain harus menghadapi preman, pengalaman tidak menyenangkan terjadi ketika dia atau keluarga lain terkena razia petugas Satpol PP. ''Kami berpencar kalau mengemis,'' jelasnya.

Kalau ada keluarga yang terkena razia, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu untuk membebaskan.

Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai ''ilmu'' dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.

Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. ''Pokoknya sudah enak,'' katanya.

Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. ''Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci,'' kenangnya.

Saat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah.

Cerita tentang ''keberhasilan'' Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. ''Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja,'' ujarnya enteng.

Sebelum ke Surabaya, Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. ''Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung,'' tegasnya.

karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur.

Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di ''pos khusus'', Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.

Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri.

Pada 1996 itu pula, pada usia ke-36, Cak To mengakhiri masa lajang. Dia menyunting seorang gadis di kampungnya. Sejak menikah, kehidupan Cak To terus menunjukkan peningkatan.

Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari.

Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.

Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ''Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,'' ucapnya.


Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik. ''Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,'' katanya.

Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. ''Saya ingin naik haji,'' ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada tahun 2013 ini. 


kampunggosip.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...