UNIK

Translate

Di Korea Utara, Belajar Membenci AS Dimulai Sejak TK



http://2.bp.blogspot.com/-IT_YSCNhdyU/T-cqCHiIFRI/AAAAAAAAHfs/nqncDxH1kGw/s1600/North-Korea-Anti-America-Campaign.jpg
Sebuah poster berbingkai di dinding ruang kelas taman kanak-kanak (TK) menunjukkan seorang bocah lelaki mengacungkan senapan dan bayonet mereka untuk menyerang sebuah gambar tentara Amerika dengan wajah diperban dan darah muncrat dari mulutnya.
Inilah gambaran di Korea Utara (Korut), dimana doktrinisasi anti Amerika dimulai sejak taman kanak-kanak, dan telah menjadi bagian dari kurikulum yang sama dengan pelajaran lainnya seperti menghitung.
“Kami suka bermain game militer merobohkan bajingan Amerika,” bunyi slogan yang dicetak di bagian atas.
Poster lain juga menggambarkan seorang warga Amerika dengan tali di lehernya, dengan perintah “Mari kita melenyapkan imperialis AS,”.
Pistol mainan, senapan dan tank diletakkan berjajar dan rapi di rak-rak. Kepala sekolah mengeluarkan boneka dari seorang tentara Amerika berhidung panjang dan rambut berwarna jerami serta menjelaskan bahwa para siswa dapat memukulinya dengan tongkat atau melempari dia dengan batu, yang katanya merupakan permainan favorit di sekolah tersebut.
Yun Song Sil kemudian mengambil tiga wartawan dari Associated Press, termasuk seorang Amerika, melewati poster anti-AS dan mengatakan. “Anak-anak kita belajar dari usia dini tentang bajingan Amerika,”. Sebuah frase umum di Korut untuk menggambarkan Amerika.
Siswa Korea Utara sejak dini diajarkan bhwa negara mereka memiliki dua musuh utama: Jepang, yang menjajah Korea pada 1910-1945, dan AS, yang berperang melawan Korea Utara selama Perang Korea 1950-53.
Meskipun dalam beberapa tahun terakhir, Korut menekankan pembangunan dalam perekonomian, dimana poster anti Amerika di jalan-jalan Pyongyang sebagian besar telah dganti dengan gambar tentara serta pekerja pabrik. Tapi poster-poster dan kurikulum di TK di Korea Utara tetap tidak berubah.
Satu sekilas di dalam sebuah sekolah, dan itu jelas bahwa meskipun diplomasi AS-Korea Utara di balik pintu tertutup, 4-year-olds masih diajarkan bahwa “Yankee imperialis” adalah musuh Korea Utara terburuk.
Pada Taman Kanak-kanak Kaeson di pusat kota Pyongyang, salah satu dari beberapa sekolah yang dikunjungi oleh AP, bocah-bocah berusia 4 tahun masih diajarkan bahwa AS adalah musuh terburuk Korea Utara.
Tentara AS digambarkan sebagai orang barbar kejam yang menjijikkan dengan hidung besar dan mata jahat.
“Kaum imperialis Amerika dan militerisme Jepang adalah musuh bebuyutan rakyat Korea Utara,” adalah kutipan dari almarhum pemimpin Kim Jong Il yang ditempelkan di atas salah satu dinding di sebuah ruangan besar yang ditujukan untuk pendidikan anti-AS di TK tersebut.
Permainan memukuli boneka tentara AS ini puncaknya terjadi setiap tahun pada Hari Anak Internasional yang diperingati setiap 1 Juni. Dimana seluruh negeri, para siswa secara massal mengenakan seragam militer dan dipersenjatai dengan senapan mainan dan bayonet, bergantian menghujani boneka tentara AS dengan senjata mereka.

GABUNG Halaman Facebook saya 
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

Misteri kerajaan Shambhala, Surga Yang Tersembunyi



[imagetag]
Selama ribuan tahun, ada sebuah rumor yang beredar, bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncak-puncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil, ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Sebuah kerajaan yang disebut Shambala.
James Hilton menulis mengenai kota mistik ini pada tahun 1933 di dalam bukunya yang berjudul "Lost Horizon". Hollywood lalu mengangkatnya dalam film produksi tahun 1960, "Shangri-la". Bahkan penulis terkenal James Redfield yang menulis The Celestine Prophecy juga menulis satu buku yang berjudul "The Secret of Shambala : In Search of the Eleven Insight." Shambhala yang misterius ini juga dianggap sebagai sumber bagi Kalachakra, yaitu cabang paling tinggi dan esoterik dalam mistik Tibet.
Legenda mengenai Shambhala sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kita bisa menemukan catatan tentang kerajaan ini di dalam teks-teks kuno seperti Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet.
Kata Shambala (atau Shambala) berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tempat kedamaian" atau "Tempat keheningan". Kerajaan ini memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Di tempat inilah makhluk hidup yang sempurna dan semi sempurna bertemu dan bersama-sama memandu evolusi kemanusiaan. Hanya mereka yang murni hatinya yang dapat tinggal di tempat ini. Disana mereka akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dan tidak akan sekalipun mengenal penderitaan.
[imagetag]
Konon di kerajaan itu, cinta kasih dan kebijakanlah yang memerintah. Tidak pernah terjadi ketidakadilan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.
Banyak petualang dan penjelajah telah berusaha mencari kerajaan mistik ini. Menurut mereka, mungkin Shambala terletak di wilayah pegunungan Eurasia, tersembunyi dari dunia luar. Sebagian lagi yang tidak menemukannya percaya bahwa Shambala hanyalah sebuah simbol, penghubung antara dunia nyata dengan dunia yang ada di seberang sana. Tapi, sebagian orang lagi percaya bahwa Shambhala adalah sebuah dunia yang nyata.
Menurut Teks kuno Zhang Zhung, Shambhala identik dengan Lembah Sutlej di Himachal Pradesh. Sedangkan bangsa Mongolia mengidentikkannya dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.
Informasi mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat pertama kali lewat seorang misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang dipercaya berada diantara 45′ dan 50′ lintang utara.
[imagetag]
[imagetag]
Menarik, menurut catatan Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambala ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai "ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.
Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu.
Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala pada tahun 1930, 1934 dan 1938.
Tapi, tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya.
Edwin Bernbaum menulis dalam "The Way of Shambhala" :
"Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya."
Apa yang ditulis oleh Bernbaum sangat berkaitan dengan ramalan Shambhala. Menurut ramalan itu, umat manusia akan mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Materialisme akan menyebar ke seluruh bumi. Ketika para "barbar" ini bersatu dibawah komando seorang raja yang jahat, maka barulah kabut yang menyelubungi pegunungan Shambhala akan terangkat dan pasukan raja ini dengan persenjataan yang mengerikan akan menyerang kota itu.
[imagetag]
Lalu raja Shambhala ke-25 yang bernama Rudra Cakrin akan memimpin pasukannya untuk melawan pasukan Barbar itu. Dalam pertempuran itu, raja yang jahat dan pasukannya berhasil dihancurkan dan umat manusia akan dikembalikan ke dalam kedamaian.
Beberapa cendikiawan seperti Alex Berzin, dengan menggunakan perhitungan dari Tantra Kalachakra, percaya bahwa peristiwa ini akan terjadi pada tahun 2424 Masehi.
Ketika kebudayaan timur bergerak ke barat, mitos Shambhala bangkit dari dalam kabut waktu. Saya rasa, kerinduan akan kedamaianlah yang telah menyebabkan umat manusia berusaha menemukan kerajaan utopia ini. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan Shambhala, namun mungkin juga kita tidak perlu mencari terlalu jauh.
Sebuah kisah kuno dari Tibet menceritakan bahwa suatu hari ada seorang anak muda yang bersiap untuk mencari Shambhala. Setelah menjelajahi banyak gunung, ia menemukan sebuah gua. Di dalamnya ada seorang pertapa tua yang kemudian bertanya kepada anak muda itu : "Kemanakah tujuanmu sehingga engkau rela menjelajahi salju yang tebal ini ?"
"Untuk menemukan Shambhala," Jawab anak muda itu.
"Ah, engkau tidak perlu pergi jauh." Kata pertapa itu. "Sesungguhnya Kerajaan Shambhala ada di dalam hatimu sendiri."

GABUNG Halaman Facebook saya 
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

4 Cara Keramas yang Salah Kaprah

[imagetag]
Cuaca yang makin panas dan kelembaban udara yang tinggi sekarang ini membuat rambut kita lebih cepat kotor dan lepek. Jika ditambah dengan cara Anda mengeramas rambut yang salah, kondisi rambut akan menjadi berminyak, kusam, atau justru kering. Mengenali kesalahan saat mencuci rambut akan membantu Anda menghemat waktu dan uang saat merawat rambut. Lihat empat kesalahan tersebut di sini:
Kurang cukup membasahi rambut. Kebiasaan terburu-buru pada pagi hari mungkin membuat Anda tidak mengguyur cukup banyak air sehingga rambut tidak basah seluruhnya. Lalu, Anda menuangkan sampo pada rambut yang masih separuh kering atau lembab. Ibarat panci kotor di mana sisa-sisa makanan menempel di dalamnya, pasti akan lebih mudah dibersihkan ketika sudah direndam dengan air. Rambut dan kulit kepala pun akan lebih mudah dibersihkan ketika seluruh bagiannya sudah basah.
Menyampo rambut hingga ke ujungnya. Tak perlu meniru iklan-iklan sampo di mana tokohnya mengeramas seluruh rambutnya dengan busa yang begitu tebal. Fokuslah untuk mencuci area kulit kepala di mana minyak diproduksi. Ujung rambut merupakan bagian yang paling kering. Menyabuni bagian tersebut dengan sampo hanya akan menyerap lebih banyak kelembabannya.
Sebaliknya, kondisioner justru hanya diaplikasikan pada batang dan ujung rambut yang cenderung kering. Anda tidak perlu menyabuni akar rambut, karena akan membuatnya lebih berminyak. Mengapikasikan kondisioner pada akar rambut sama saja dengan mengotori kulit kepala Anda lagi.
Keramas terlalu sering, atau terlalu sedikit. Rata-rata orang mencuci rambut setiap dua hari sekali. Tetapi hal ini tidak selalu berlaku untuk semua orang. Ada yang cukup mencuci rambutnya seminggu sekali, ada juga yang setiap hari harus keramas. Untuk itu, kenali jenis rambut Anda, dan jenis rambut yang Anda miliki harus dikeramas berapa kali seminggu. Bereksperimen lah dengan frekuensi keramas, lalu lihat bagaimana hasilnya.
Rambut yang ikal cenderung lebih kering dan bisa lebih jarang dikeramas, sedangkan rambut yang lurus biasanya lebih cepat berminyak. Jika Anda tergolong lebih aktif, dan biasa berolahraga secara rutin, sebaiknya memilih sampo dengan bahan yang cukup lembut agar bisa keramas setiap hari. 
Membiarkan residu tertinggal pada rambut. Sering menggunakan hairspray atau foam rambut? Jika Anda tidak cermat mencucinya, sisa-sisa bahan penataan rambut itu akan menumpuk dan memberatkan rambut Anda. Cari sampo yang memiliki bahan aktif untuk membersihkan rambut yang sering ditata, tetapi jangan sampai menghilangkan kelembaban alaminya (yang diperoleh dari kandungan minyak pada rambut).  Rambut yang sudah terkuras kelembabannya akan mengimbanginya secara berlebihan dengan memproduksi minyak lebih banyak.  

GABUNG Halaman Facebook saya 
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

Tak Kuat Bayar Pengasuh Sang Balitapun Di Rantai


[imagetag]
Orang tua tega mengikat anaknya dengan rantai ataupun seutas tali bak hewan ternak hanya karena mereka tidak ada yang mengasuh saat ditinggal orang tua cari nafkah alias kerja.
[imagetag]
Dalam foto ini merupakan pemandangan nyata disebuah industri kecil di kota Jiaxing Cina bagian Tengah.

GABUNG Halaman Facebook saya 
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...