Translate
5 Tips Sahur Saat Traveling
Pencak Silat Masuk Kurikulum American University, AS
Pencak silat adalah olah raga seni bela diri asli Indonesia yang harus dilestarikan. Namun, di negeri asalnya, pencak silat sepertinya ‘kalah pamor’ dengan karate, tae kwon do, kung fu, atau bela diri lain dari luar Indonesia. Di sekolah-sekolah kita, banyak yang mempelajari bela diri asing tersebut.
Berbeda dengan di Indonesia, pencak silat justru akan dipelajari para mahasiswa di Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini. Bahkan akan dimasukkan ke dalam kurikulum.
Kabar tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Jalal melalui akun twitternya, Jumat (10/6/2011).
Dino menulis, “MenDuniakan Indonesia: alhamdullilah pencak silat resmi masuk Kurikulum American University, Washington DC. Who else will follow?”
Kelas pencak silat akan dibuka American University pada musim gugur mendatang, yakni sekitar bulan September. Kelas ini akan berlangsung dari Senin hingga Kamis tiap pukul 08.55-10.10 waktu setempat. Para mahasiswa yang mengikuti kelas pencak silat tidak hanya akan mempelajari jurus-jurus pencak silat, tetapi juga budaya Indonesia.
Tidak heran, pencak silat memang lekat dengan kebudayaan Tanah Air. Kata Pencak Silat sendiri merupakan gabungan dua istilah. “Pencak” dari bahasa Sunda, atau “Mancak” dari bahasa Madura dan Bali, dengan “Silat” atau “Silek” yang biasa digunakan di Sumatra.
Kelas pencak silat ini akan melatih aspek fisik para mahasiswa, aplikasi bela diri, pertarungan satu lawan satu, jurus mengunci lawan, hingga pelatihan spiritual. Materi yang diberikan akan mencakup dasar-dasar pencak silat yakni dasar-dasar menyerang, bertahan, bela diri, dan pencak silat sebagai seni.
Pihak kampus American University berharap, dengan mengikuti kelas tersebut para mahasiswanya dapat mengetahui teknik dasar bela diri dan mengaplikasikannya di saat-saat darurat.
Hiu Kerdil Yang Unik
Diperkirakan organ pemancar cahaya ini digunakan sebagai bentuk kamuflase saat pemangsa mengintai.
Jeffrey Rotman/Corbis
Squaliolus aliae, salah satu jenis hiu terkecil yang pernah ditemukan, hanya seukuran telapak tangan manusia, memiliki perut yang bercahaya. Para ilmuwan telah berpendapat, hiu kerdil dengan panjang 8,7 inci (22 sentimeter) itu memiliki organ pemancar cahaya sebagai bentuk kamuflase di saat pemangsa mengintai.
Organ ini disebut photophores. Julien Claes, ilmuwan asal Universitas Katolik Louvain, Belgia, menyebut, pada awal ia tidak menyangka photophores berfungsi memancarkan cahaya. Claes dan rekan-rekannya kemudian melakukan studi melalui sampel kulit dari perut ikan.
Dengan menguji responnya terhadap berbagai bahan kimia, untuk memancing proses biologi termasuk produksi cahaya. Reaksi zat melatonin ternyata menimbulkan cahaya yang terekspos pada kulit, sementara ketika ditambahkan hormon prolaktin cahaya berangsur menghilang atau lenyap.
Disimpulkan hiu ini berkaitan dengan organisme purba yang mempunyai kemampuan mengubah pigmentasi kulitnya dari terang ke gelap dan sebaliknya. Di mana perubahan tersebut pada sel kulit dipengaruhi oleh rangsangan hormon.
Menurut Claes, adanya kedekatan itu kemungkinan karena hiu kerdil yang ada sekarang merupakan evolusi hiu purba. "Pada intinya, hiu yang sekarang dapat mengatur (mekanisme) bioluminesensi mereka dengan mengubah tingkat pigmentasi dengan photophores yang tertutupi kulit," katanya.
Studi baru ini akan dipublikasikan lengkap dalam The Journal of Experimental Biology.(Gloria Samantha. Sumber: Live Science)
Tahukah Anda? Kalau Wanita Berbulu Cenderung Tidak Subur
Bulu badan atau lebih tepatnya rambut halus di permukaan kulit perempuan sering dikaitkan dengan gairah seks yang lebih tinggi. Namun di sisi lain cenderung tidak subur, karena kondisi ini menandakan hormon laki-lakinya lebih dominan.
Kelebihan bulu badan khususnya di daerah perut dan dagu merupakan pertanda buruk jika dikaitkan dengan peluang seorang perempuan untuk punya keturunan. Selain itu, perempuan dengan kondisi ini juga lebih rentan berbagai risiko kesehatan yang biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ricardo Azziz dari Georgia Health Science University, pertumbuhan rambut-rambut halus di bagian itu menunjukkan produksi hormon androgen yang berlebih. Normalnya, hormon ini lebih dominan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.
Pada laki-laki khususnya di masa puber, hormon androgen berfungsi menumbuhkan ciri-ciri seks sekunder seperti tumbuhnya jakun, kumis dan jenggot, rambut kemaluan serta rambut-rambut halus di bagian tubuh lainnya. Hormon ini juga ada pada perempuan tapi kalah dominan dibanding testosteron.
Pada laki-laki khususnya di masa puber, hormon androgen berfungsi menumbuhkan ciri-ciri seks sekunder seperti tumbuhnya jakun, kumis dan jenggot, rambut kemaluan serta rambut-rambut halus di bagian tubuh lainnya. Hormon ini juga ada pada perempuan tapi kalah dominan dibanding testosteron.
http://ladjunewsonline.blogspot.comDalam penelitiannya, Azziz berhasil membuktikan bahwa tumbuhnya rambut di bagian dagu dan perut perempuan merupakan gejala kelebihan androgen. Hal itu disimpulkannya setelah membandingkan 1.116 mahasiswi di University of Alabama, serta 835 pasien yang memang didiagnosis kelebihan androgen.
"Kami meyakini bahwa pendekatan ini 80 persen akurat dan pemeriksaannya lebih mudah karena bisa diamati dengan mata telanjang," ungkap Azziz yang juga seorang ahli endokrinologi reproduksi, seperti dikutip dari Indiavision.
Azziz menambahkan, perempuan dengan gejala kelebihan androgen juga akan menghadapi risiko kesehatan yang sama dengan laki-laki. Misalnya jadi lebih rentan obesitas, disfungsi metabolik, diabetes, sakit jantung dan yang paling mengkhawatirkan adalah lebih susah memiliki keturunan.
Azziz menambahkan, perempuan dengan gejala kelebihan androgen juga akan menghadapi risiko kesehatan yang sama dengan laki-laki. Misalnya jadi lebih rentan obesitas, disfungsi metabolik, diabetes, sakit jantung dan yang paling mengkhawatirkan adalah lebih susah memiliki keturunan.
Sumber:
http://ladjunewsonline.blogspot.com/2012/07/tahukah-anda-kalau-wanita-berbulu.html
Langganan:
Postingan (Atom)