UNIK

Translate

CERITA MESUM NAFSU RINA DAN CALON AYAH MERTUA



Rina mematut diri di depan cermin. Ini adalah hari yang paling di nantikannya, hari pernikahannya. Ada banyak alasan kenapa akhirnya dia bersedia menikah dengan Hans. Dan seks adalah salah satunya, meskipun Hans hanya mempunyai sebuah penis yang kecil saja. Namun seks dengan lelaki lain menjadi jauh lebih menyenangkan meskipun sejak Hans telah menyematkan sebuah cincin berlian di jarinya. Dia merasa bersalah dan membutuhkannya dalam waktu yang bersamaan, setiap kali dia merasakan cincin tersebut di jarinya saat lelaki lain sedang meyetubuhi vaginanya yang dijanjikannya hanya untuk Hans.





Dia ingat saat malam dimana Hans melamarnya. Dia tersenyum, mengangguk dan berkata “ya”, menciumnya dan menikmati bagaimana nyamannya rasa memakai cincin berlian yang sangat mahal tersebut. Dan setelah makan malam bersama Hans itu, dia langsung menghubungi Alan, begitu mobil Hans hilang dari pandangan, mengundangnya datang ke rumah kontrakannya. Rina menunggu Alan dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun untuk menutupi tubuhnya yang berbaring menunggu di atas tempat tidurnya, cincin berlian yang baru saja diberikan oleh Hans adalah satu-satunya benda yang melekat di tubuh telanjangnya. Ada desiran aneh terasa saat matanya menangkap kilauan cincin berlian itu waktu tangannya menggenggam penis gemuk Alan. Tubuhnya tergetar oleh gairah liar saat tangannya mencakup kedua payudaranya dengan sperma Alan yang melumuri cincin itu. Dan oergasme yang diraihnya malam itu, yang tentu saja bersama lelaki lain selain tunangannya, sangat hebat - tangan yang tak dilingkari cincin menggosok kelentitnya dengan cepat sedangkan dia menjilati sperma Alan yang berada di cincin berliannya. Dia menjadi ketagihan dengan hal ini dan berencana akan melakukannya lagi nanti pada waktu upacara perkawinannya nanti.

Saat ini, dia memandangi pantulan dirinya di dalam cermin mengenakan gaun pengantinnya. Dia terlihat menawan, dan dia sadar akan hal itu. Rina tersenyum. Dia membayangkan nanti pada upacara pernikahannya, teman-teman Hans akan banyak yang hadir dan akan banyak lelaki lain yang akan dipilihnya salah satunya untuk memenuhu fantasi liarnya. Vaginanya berdenyut, dan dia membayangkan apa yang akan dilakukannya untuk membuat hari ini lebih komplit dan sempurna, saat lonceng berbunyi nanti.

Saat dia membuka pintu, ayah Hans, Darma, sedang berdiri di sana, bersiap untuk menjemputnya dan mengantarnya ke gereja. Rina menarik nafas dalam-dalam. Dia tahu lelaki di hadapannya ini sangat merangsangnya - beberapa bulan belakangan ini dia telah berusaha untuk menggodanya, dan dia pernah mendengar lelaki ini melakukan masturbasi di kamar mandi saat dia datang berkunjung ke rumah Hans, menyebut namanya. Rina belum pasti apakah mudah nantinya untuk menggoda Darma agar akhirnya mau bersetubuh dengannya, tapi sekarang dia akan mencari tahu tentang hal tersebut. Dia tersenyum lebar saat menangkap mata Darma yang manatap tubuhnya yang dibalut gaun pengantin ketat untuk beberapa saat.

“Ayah” tegurnya, dan memberinya sebuah ciuman kecil di pipinya. Parfumnya yang menggoda menyelimuti penciuman Darma. “Ayah datang terlalu cepat, aku belum siap. Tapi ayah dapat membantuku.” Digenggamnya tangan Darma dan menariknya masuk ke dalam rumah kontrakannya, tempat yang akan segera ditinggalkannya nanti setelah menikah dengan Hans.

Darma mengikutinya dengan dada yang berbar kencang. Ini adalah saat yang diimpikannya. Dia heran bagaimana anaknya yang pemalu dan bisa dikatakan kurang pergaulan itu dapat menikahi seorang wanita cantik dan menggoda seperti ini, tapi dia senang karena nantinya dia akan mempunyai lebih banyak waktu lagi untuk berdekatan dengan wanita ini. “Apa yang bisa ku bantu?”

Rina berhenti di ruang tengahnya yang nyaman lalu duduk di sebuah meja.

“Aku belum memasang kaitan stockingku… dan sekarang, dengan pakaian ini… aku kesulitan untuk memasangnya.”

Suaranya terdengar manis, tapi matanya berkilat liar menggoda. Diangkatnya tepian gaun pengantinnya, kakinya yang dibungkus dengan stocking putih dan sepatu bertumit tinggi langsung terpampang.

“Bisakah ayah membantuku memasangnya?”

Darma ragu-ragu untuk beberapa waktu. Jantungnya berdetak semakin cepat. Apakah ini sebuah “undangan” untuk sesuatu yang lain lagi, ataukah hanya sebuah permintaan tolong yang biasa saja? Dia mengangguk.

“Oh, tentu…” dia berlutut di hadapan calon istri anaknya dan bergerak meraih kaitan stockingnya. Jemarinya sedikit gemetar saat Rina dengan pelan mengangkat kakinya . Darma berusaha untuk memasangkan kaitan stocking itu.

Rina menggigit bibir bawahnya menggoda, dan lebih menaikkan gaunnya, menampakkan paha panjangnya yang dibalut stocking putih. Dia dapat merasakan sebuah perasaan yang tak asing mulai bergejolak dalam dadanya., sebuah tekanan nikmat yang membuat nafasnya semakin sesak, membuat nafasnya semakin memburu, dan membuatnya semakin melebarkan kakinya. Dia dapat merasakan cairannya mulai membasahi. Kaitan itu akhirnya terpasang di sekitar lututnya. Darma menghentikan gerakannya, tak yakin apakah dia sudah memasangkan dengan benar.

“Ayah, seharusnya lebih ke atas lagi…” tangan calon ayah mertuanya yang berada sedikit dibawah vaginanya membuatnya menjadi berdenyut dengan liar.

Keragu-raguan itu hanya bertahan untuk beberapa saat saja. Tangan Darma menarik kaitan itu semakin ke atas saat calon istri anaknya meneruskan mengangkat gaun pengantinnya semakin naik. Dia menelan ludah membasahi tenggorokannya yang terasa kering saat akhirnya kaitan itu terpasang pada tempatnya di bagian paling atas stockingnya. Dia yakin dapat mencium aroma dari vagina Rina sekarang, yang membuat jantungnya seakan hendak melompat keluar dari dadanya. Tangannya berhenti, kaitan stocking itu melingari bagian atas paha Rina… dan dia merasakan bagian gaun pengantin itu terjatuh saat Rina melepaskan sebelah pegangannya untuk meraih bagian belakang kepalanya dan mengarahkan wajah ayah calon suaminya mendekat ke vaginanya, dan Darma menemukan tak ada celana dalam yang terpasang di sana.

Rina melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Darma tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir vaginanya, dan Rina semakin basah dengan cairan gairahnya. Dengan sebelah tangan yang masih menahan gaun pengantinnya ke atas, dan yang satunya lagi menekan wajah calon mertuanya ke vaginanya yang terbakar, dia mulai menggoyangkannya perlahan. Ini serasa di surga, dan menyadari apa yang diperbuatnya tepat di hari pernikahannya membuat tubuhnya semakin menggelinjang. Dia mengerang saat lidah Darma memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir vaginanya, menjilati kelentitnya, wajah Darma belepotan dengan cairan kewanitaan calon istri anaknya di ruang tengah rumah kontrakannya.

Semakin Rina menggelinjang, semakin keras pula Darma menghisapnya.

“Oh ya ayah… jilat vaginaku… buat aku orgasme sebelum aku mengucapkan janjiku pada putramu… kumohon…” perasaan salah akan apa yang mereka perbuat membuat Rina dengan cepat meraih orgasmenya, dan hampir saja dia rubuh menimpa Darma. Ini bukan seperti orgasme yang biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombak yang menggulung tubuhnya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalam tubuhnya.

Cairan Rina terasa nikmat pada lidah Darma, dia menjilat dan menghisap vaginanya seperti seorang lelaki yang kehausan. Penisnya terasa sakit dalam celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan tuxedonya.

Rina kembali menggelinjang, lalu dengan pelan bergerak mundur, membiarkan gaun pengantinnya menutupi ayah Hans. Lalu dia membuka resleting di bagian belakang gaunnya dan membiarkannya jatuh menuruni tubuhnya. Dia melangkah keluar dari tumpukan gaun pengantinnya yang tergeletak di atas lantai, hanya mengenakan sepatu bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking beserta kaitannya yang baru saja dipasangkan Darma pada pahanya. Rina tersenyum padanya, vaginanya berkilat dengan cairannya.

“Aku akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau ayah memerlukan sesuatu…” dia berkata dengan mengedipkan matanya. Darma menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Hanya beberapa detik kemudian dia menyusulnya.

Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah cermin di atas washtafel, dan sudah mengenakan sebuah celana dalam berwana putih. Darma tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yang manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.

Rina melihatnya masuk, dan dengan sebuah gerakan yang cantik membuka lebar pahanya. Darma melangkah ke belakangnya, mata mereka saling terkunci dalam masing-masing bayangannya dalam cermin. Tangan Darma bergerak ke bagian depan tubuhnya, menggenggam payudaranya yang masih ditutupi bra. Rina tersenyum. “Tapi ayah, bukankah ini tak layak dilakukan oleh seorang ayah calon pengantin pria?”

Darma memandangi bagaimana bibir Rina yang membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat nafasnya, seiring dengan tangannya yang meremasi payudaranya dalam balutan bra. “Tak se layak apa yang akan kulakukan padamu.”

Rina menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan penisnya yang mengeras.

“Aku nggak sabar,” bisiknya.

Sejenak kemudian Rina merasakan tangan calon ayah mertuanya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dengan mudah tangan Darma menarik celana dalamnya ke samping. Rina menarik nafas dalam-dalam saat dia merasakan daging kepala penisnya menekan bibir vaginanya yang masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dengan perlahan Darma mulai mendorongkan batang penis itu memasukinya. Rina merasakan bibir vaginanya menjadi terdorong ke dalam, merasakan dinding bagian dalamnya melebar untuk menerimanya.

“Apa ini terasa lebih baik dari penis putaku?” Darma tersenyum puas. Dia tahu se berapa ukuran penis putranya, dan dia yakin kalau putranya mewarisinya dari garis ibunya. Vagina calon istri putranya terasa sangat menakjubkan pada batang penisnya, dengan cepat dia sadar kalau dia layak untuk menyetubuhi calon menantunya lebih sering dibandingkan putranya. Dan dia mendapatkan firasat kalau dia bisa melakukannya kapanpun mereka memiliki kesempatan.

“Oh brengsek!!! Ya Ayah… ayo… beri aku yang terbaik untuk merayakan pernikahanku dengan putra kecilmu.” dia lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Darma pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dengan erat dan mulai memompanya keluar masuk. Mereka sadar akan terlambat menghadiri upacara pernikahan, tapi Darma memastikan vagina sang mempelai wanita benar-benar berdenyut menghisap sehabis persetubuhan keras yang lama. Rina mengerang dan menjerit dan bergoyang pada batang penis itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi bayangan mereka berdua di dalam cermin saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.

Rina merasa teramat sangat nakal, disetubuhi dengan layak dan keras oleh ayah calon suaminya tepat sebelum upacara pernikahannya. Darma merasakan vaginanya mengencang pada batang penisnya, dan kali ini, dia merasa seluruh tubuh Rina mengejang sepanjang orgasmenya. Wanita ini adalah pemandangan terindah yang pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yang direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalam lenguhan bisu. Darma bahkan dapat merasakan pancaran dari orgasmenya menjalari batang penisnya saat dia tetap menyetubuhinya.

Dia telah membuatnya mendapatkan orgasme seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, vaginanya hampir terasa kelelahan untuk orgasme lagi. Tapi Darma tahu bagaimana membawanya ke sana.

“Kamu mengharapkan spermaku, iya kan, Rina? Kamu ingin agar aku mengisimu dan membuat vaginamu terlumuri spermaku yang sudah mengering saat berjalan di altar pernikahanmu, benar kan wanita jalangku?”

“Oh ya… yaaa!” sang pengantin wanita mulai kesulitan bernafas, dan Darma dapat merasakannya menyempit. Darma melesakkan batang penisnya sedalam yang dia mampu, dengan setiap dorongan yang keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu A?a,?aEs dan dia tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat penisnya melesak jauh ke dalam vagina calon istri putranya, menyemburkan cairan sperma yang banyak ke dalam kandungannya, dia merasakan tubuh Rina menegang dan orgasme untuk sekali lagi.

Dicabutnya batang penisnya keluar, menyaksikan lelehan sperma yang mengalir turun di pahanya menuju ke kaitan stocking pernikahannya. Darma tersenyum. “Aku akan menunggu di mobil, Rina…”

Perlahan Rina bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, vaginanya berdenyut dan bocor. “Mmm, baiklah ayah.”

Dia memutuskan untuk melakukan “tradisinya” dan dan mengorek sperma ayah Hans dari pahanya dengan jari tangan kirinya yang dilingkari oleh cincin berlian pemberian Hans.

Saat Darma melihat mempelai wanita putranya masuk ke dalam mobil, sudah rapi dan bersih, terlihat segar serta berbinar wajahnya dan siap untuk upacara pernikahan, sedangkan bayangannya yang terpantul dari kaca mobil adalah saat Rina memandang tepat di matanya dan menjilat spermanya dari cincin berlian pemberian putranya… 

GABUNG Halaman Facebook saya Kokeykhia.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini


CERITA MESUM | HASIL CINTA DARI BENIH AYAH MERTUAKU

Ini berawal saat ibunya sakit dan harus masuk rumah sakit dan Paul harus terbang ke luar kota untuk urusan bisnis yang amat penting. Paul tadinya tak setuju saat Emma meminta papanya, Jack, agar menginap di rumah mereka untuk sementara untuk menemaninya pergi ke rumah sakit, mengatakan padanya bagaimana hal itu akan mengganggu pikirannya karena dia adalah titik penting dalam negosiasi kali ini.




Dan pikiran yang sangat mengganggunya itu adalah karena dia curiga sudah sejak dulu papanya ada ‘perasaan lain’ pada Emma istrinya. Emma merasa sangat marah pada Paul, karena sangat egois dan dengan perasaan cemburunya itu. Bukan hanya kali ini Paul meragukan kesetiaannya terhadap perkawinan mereka dan kali ini dia merasa telah berada dalam puncaknya… dan dia tahu dia akan membuat Paul membayar sikapnya yang menjengkelkan itu.


Ketika itu terjadi, Jack tiba pada hari sebelum Paul terbang ke luar kota untuk bertemu kliennya. Dia tidak membiarkan kedatangan Jack mengganggu jadwalnya, meskipun dia akan membiarkan papanya bersama Emma tanpa dia dapat mengawasinya selama beberapa hari kedepan. Ini adalah segala yang Emma harapkan dan lebih, ketika dia menyambut Jack dengan secangkir teh yang menyenangkan…

Dia bisa katakan dari perhatian Jack yang ditunjukkannya pada kunjungan itu. Mata Jack berbinar saat dia tahu Paul akan pergi besok pagi-pagi benar, dan dia mendapatkan Emma sendirian dalam beberapa hari bersamanya. Emma sangat menarik, yang sungguhpun dia tahu sudah tidak punya kesempatan terhadap Emma, dia masih berpegang pada harapannya, dan berbuat yang terbaik untuk mengesankannya, dan menggodanya.

Emma tersanjung oleh perhatiannya, dan menjawab dengan mengundang bahwa mereka berdua dapat mulai untuk membiarkan harapan dan pemikiran yang telah dia kubur sebelumnya untuk mulai kembali ke garis depan itu.

Sudah terlambat untuk jam kunjungan rumah sakit sore itu, sehingga mereka akan kembali lagi esok paginya sekitar jam sebelas. Emma menuangkan beberapa gelas wine untuk mereka berdua sekembalinya dari rumah sakit petang itu.

“Aku harus pergi dan mandi… Aku kira aku tidak punya waktu pagi nanti”.

“Oh bisakah papa membiarkan showernya tetap hidup? Aku juga mau mandi jika papa tidak keberatan” Emma mau tak mau nati akan menyentuh dirinya di dalam shower, bayangan tangan Jack pada tubuhnya terlalu menggoda dan rasa marah terhadap suaminya sangat sukar untuk dienyahkan dari pikirannya.

Dia belum terlalu sering mengenakan jubah mandi sutera itu sebelumnya, tetapi memutuskan untuk memakainya malam ini. Hasrat hatinya mendorongnya untuk melakukannya untuk papa mertuanya, Paul bisa protes padanya jika dia ingin. Terlihat pas di pinggangnya dan dengan tali terikat, membuat dadanya tertekan sempurna. Itu nampak terlalu ‘intim’ saat dia menunjukkan kamar mandi di lantai atas. Emma meninggalkannya, dan kemudian kembali semenit kemudian.

“Aku menemukan salah satu jubah mandi Paul untuk papa” dia berkata tanpa berpikir saat dia membukakan pintu untuknya. Di dalam cahaya yang remang-remang Emma dapat melihat pantatnya yang atletis.

Mereka duduk bersama di atas sofa, melihat T.V. Dan setelah dua gelas wine lagi, Emma tahu dia akan mendorong ‘keinginan’ manapun yang Jack ingin lakukan. Dia sedikit lebih tinggi dari Paul, maka jubahnya hanya sampai setengah paha berototnya. Mau tak mau Emma meliriknya sekilas dan ingin melihat lebih jauh lagi. Dengan cara yang sama, Jack sulit percaya akan keberuntungannya untuk duduk disamping Emma yang berpakaian sangat menggoda dan benaknya mulai membayangkan lebih jauh lagi. Jack akan dikejutkan nantinya jika dia kemudian mengetahui hal sederhana apa yang akan membuat hasratnya semakin mengakar…

Besok adalah hari ulang tahun Emma, dan Paul lupa seperti biasanya, alasannya bahwa tidak ada waktu untuk lakukan apapun ketika dia sedang pergi, dan dia telah berjanji pada Emma kalau dia akan berusaha untuk mengajaknya untuk sebuah dinner yang manis ketika pulang. Kenyataannya bahwa Jack tidak hanya tidak melupakan, tetapi membawakannya sebuah hadiah yang menyenangkan seperti itu, menjadikan hatinya lebih hangat lagi. Dia seperti seorang anak perempuan kecil yang sedang membuka kotak, dan menarik sebuah kalung emas.

“Oh papa…papa seharusnya tidak perlu…ini indah sekali”

“Tentu saja aku harus…tapi aku takut itu tidak bisa membuat kamu lebih cantik cintaku… sini biarku ku pasangkan untukmu”

“Ohh papa!” Emma merasa ada semacam perasaan cinta untuknya saat dia berada di belakangnya. Dia harus lebih dulu mengendurkan jubah untuk membiarkan dia memasang kaitan di belakang, dan ketika dia berbalik ke arahnya, Jack tidak bisa menghindari tetapi matanya mengarah pada belahan dada Emma yang menyenangkan.

“Oh… apa rantainya kepanjangan?” ia berharap, menatap kalung yang melingkar diatas dada lezatnya.

“Tidak pa… ini menyenangkan” dia tersenyum, menangkap dia memandang ke sana lebih banyak dari yang seharusnya diperlukan.

“Oh terima kasih banyak…” Emma menciumnya dengan agak antusias dibanding yang perlu dilakukannya dan putus tiba-tiba dengan sebuah gairah dipermalukan. Kemudian Jack menangkap momen itu, menarik punggungnya seolah-olah meredakan kebingungannya dan menciumnya dengan perasaan jauh lebih dibandingkan perasaan seorang mertua.

“Selamat ulang tahun sayang” katanya, saat senyuman mereka berubah jadi lebih serius.

“Oh terimakasih papa” Emma menciumnya kembali, menyadari ini adalah titik yang tak bisa kembali lagi, dan kali ini membiarkan lidahnya ‘bermalas-malasan’ terhadapnya. Dia baru saja mempunyai waktu untuk merapatkan jubahnya kembali saat Paul menelponnya untuk ucapkan selamat malam dan sedikit investigasi. Paul ingin bicara pada papanya dan memintanya agar menyimpan cintanya untuk ibunya yang sudah meninggal. Mata Emma tertuju pada Jack saat dia menenteramkan hati putranya di telpon, mengetahui dia akan membiarkan pria ini melakukan apapun…

“Aku sangat suka ini pa…” Emma tersenyum ketika telpon dari Paul berakhir. Dia menggunakan alasan memperhatikan kalungnya untuk membuka jubahnya lagi, kali ini sedikit lebih lebar.

“Apa kamu pikir ini cocok untukku?”

“Mmm oh ya…” dia tersenyum, matanya menelusuri bagian atas gundukan lezatnya, dan untuk pertama kalinya membiarkan gairahnya tumbuh. Emma secara terbuka mempresentasikan payudaranya untuk kekasihnya, membiarkan dia menatapnya ketika dia membusungkan dadanya jauh lebih lama dibandingkan hanya sekedar untuk memandangi kalung itu. Dia mengangkat tangannya dan memegang mainan kalung itu, mengelus diantara dadanya, menatap tajam ke dalam matanya.

“Kamu terlihat luar biasa dengan memakainya” dia tersenyum.

Nafas Emma yang memburu adalah nyata ketika tangan kekasihnya telah menyentuhnya di sana, dan pandangannya yang memikat saat kekasihnya menyelami matanya memberi dia tiap-tiap dorongan. Mereka berdua tahu apa yang akan terjadi kemudian, sudah terlalu jauh untuk menghentikannya sekarang. Dia akan bercinta dengan papa mertuanya. Mereka berdua juga menyadari, bahwa tidak perlu terburu-buru kali ini, mereka harus lebih dulu membiarkan berjalan dengan sendirinya, dan walaupun kemudian itu akan menjadi resikonya nanti.

Emma bisa melihatnya sekarang kalau ‘pertunjukannya’ yang nakal telah memberi efek pada gairah kekasihnya. Gundukan yang terlihat nyata di dalam jubahnya menjadikan jantungnya berdebar kencang, dan kekasihnya menjadi bangga ketika melihatnya menatap itu, seperti halnya dia yang memandangi payudaranya.

“Kamu sudah cukup merayuku…kamu nakal!” Emma tersenyum pada kata-kata terakhirnya, memberi dia pelukan yang lain. Pelukan itu berubah menjadi sebuah ciuman, dan kali ini mereka berdua membiarkan perasaan mereka menunjukkannya, lidah mereka saling melilit dan memukul-mukul satu sama lain. Emma merasa tali jubahnya mengendur, dan Jack segera merasakan hal yang sama.

“Oh Jack…kita tidak boleh” dia menjauh dari kekasihnya sebentar, tidak mampu untuk hentikan dirinya dari pemandangan jubahnya yang terbuka cukup lebar untuk melihat ujung penisnya yang tak terukur membesar diantara pahanya yang kuat.

“Ohh Emma … aku tahu…. tapi kita harus” dia menarik nafas panjang, memandang pada perutnya untuk melihat kewanitaannya yang sempurna, telah merekah dan mengeluarkan cairannya. Detak jantung Emma bahkan jadi lebih cepat saat dia lihat tonjolannya menghentak lebih tinggi ke udara saat kekasihnya memandang bagian paling intimnya.

“Oh Jack sayang…” desahnya pelan saat kekasihnya memeluknya, jubahnya tersingkap dan dia terpana akan tonjolannya yang sangat besar di bagian bawahnya. Itu sepertinya memuat dua prem ranum yang membengkak dengan benihnya yang berlimpah. Dia tidak bisa hentikan dirinya sekarang… dia membayangkan dirinya berenang di dalamnya.

“Emma cintaku…betapa lamanya aku menginginkanmu…” katanya saat ia menggapai paha Emma.

“Oh Jack… seandainya aku tahu… setiap kali Paul bercinta denganku aku membayangkan itu adalah kamu yang di dalamku… papa termanis… apakah aku terlalu jahat untuk katakan hal seperti itu?”

“Tidak kekasihku…” jawabnya, mencium lehernya dan turun pada dadanya, dan membuka jubahnya lebih lebar lagi untuk agar tangannya dapat memegang payudaranya. Mereka berdua ingin memanfaatkan momen itu…

“Apakah kamu ingin aku di sana sekarang?”

“Oh Jack… ya… papa” erangnya kemudian mengangkat jubahnya dan tangannya meraih penisnya.

“Aku sangat menginginkannya”

“Oh Emma…. kekasihku, apakah ini yang kamu ingin?” dia mengerang, memegang jarinya di sekitar batang berdenyutnya yang sangat besar.

“Oh ya papa… penismu… aku ingin penis papa di dalamku”

“Sayangku yang manis…apa kamu menginginkannya di sini?” kekasihnya melenguh, menjalankan jemarinya yang pintar sepanjang celah itu, menggodanya, membuat matanya memejam dengan nikmat. Emma hampir merintih ketika dia menatap mata kekasihnya.

“Mmmm penis papa di dalam vaginaku”

“Ahhh anak manisku tercinta” Emma menjilat jarinya dan menggosoknya secara lembut di atas ujung kejantanannya yang terbakar, membuat kekasihnya merasa ngeri dengan kegembiraan.

“Kamu ingin jadi nakal kan pa…kamu ingin orgasme di dalamku” Emma menggoda, meninggalkan pembesaran tonjolan yang bagus, dan mengalihkan perhatiannya kepada buah zakarnya yang membengkak.

Sekarang adalah giliran kekasihnya untuk menutup matanya dengan gairah yang mengagumkan.

“Kamu ingin meletakkan spermamu di dalam istri putramu… kamu ingin melakukan itu di dalam vagina gadis kecilmu” Dia hampir menembakkannya bahkan waktu Emma menggodanya, tetapi entah bagaimana menahan ombak klimaksnya, dan mengembalikannya pada Emma, keduanya sekarang saling memegang pinggang satu sama lainnya.

“Dan kamu ingin benih papa di dalam kandunganmu kan… dalam kandunganmu yang dahaga… membuat seorang bayi kecil di dalam kandungan suburmu” dia tidak bisa semakin dekat kepada tanda untuknya… Emma telah memimpikan kekasihnya memberinya seorang anak, Emma gemetar dan menggigit bibirnya saat jari tangan kekasihnya diselipkan di dalam saluran basahnya.

“Papa… oh ya… ya… tolong… aku sangat menginginkannya…” Paul belum pernah punya keinginan membicarakan tentang hal itu… Emma tidak benar-benar mengetahui apakah dia ingin seorang anak, sekalipun begitu pemikiran itu menjadi sebuah gairah yang luar biasa. Bibirnya menemukannya lagi, dan tenggelam dalam gairahnya, lidah mereka melilit lagi dengan bebas tanpa kendali yang sedemikian manis. Emma membiarkan jubahnya terbuka seluruhnya sekarang, menekankan payudaranya secara lembut melawan dada berototnya, perasaan geli membuat cairannya lebih berlimpah. Jantungnya terisi dengan kenikmatan dan antisipasi, pada pikiran bahwa dia menginginkan dirinya…bahwa seluruh gairah Emma akan terpenuhi dengan segera.

“Oh gadis manisku yang jahat ” lenguhnya saat bibir Emma menggodanya.

“Aku akan pergi sebentar” dia tersenyum dengan mengundang saat dia menoleh ke belakang dari pintu.

“Jangan pergi” Emma melangkah ke lantai atas, jubahnya berkibar di sekitarnya lagi saat dia memandangnya. Emma tidak perlu merasa cemas, suaminya sedang berada jauh di sana dengan segala egoisme kesibukannya, dan Emma mengenal bagaimana kebiasaanya. Jantung Emma dilanda kegembiraan lebih ketika dia melepaskan jubahnya dan berjalan menuju dia… pada papa mertuanya… telanjang dan siap untuk menyerahkan dirinya seluruhnya kepada kekasihnya.

Ketika dia mendengar langkah kaki Emma pada tangga, dia lalu keluar dari jubahnya dan sekarang berlutut di atas permadani di depan perapian, menghadapinya ketika dia masuk, ereksinya semakin besar dalam posisi demikian. Emma berlutut di depannya, tangannya memegang obyek hasratnya, yang berdenyut sekilas, lembut dan demikian panas dalam sentuhannya. Matanya terpejam dalam kenikmatan murni saat Emma berlutut dan mencium ujung merah delima itu, matanya terbuka meresponnya, dan mengirim beberapa tetesan cairan lezat kepada lidah penggemarnya. Kekasihnya mengelus payudaranya dan menggoda puting susunya yang gemuk itu.

“Aku sudah siap pa… malam ini seutuhnya milikmu”

“Emma sayang, kamu indah sekali…” kekasihnya memujinya dan dia tersenyum dengan bangga.

“Oh Papa… kumohon. Aku sangat menginginkannya … aku ingin benihmu di dalamku”

“Sepanjang malam cintaku…” kekasihnya tersenyum, rebah bertumpu pada sikunya lalu menyelipkan tangannya diantara paha Emma.

“Kita berbagi tiap momen” Emma rebahan pada punggungnya, melebarkan lututnya membiarkan jari kekasihnya berada di dalam rendaman vulvanya.

“Ohh mmm papa sayang… ” Emma melenguh saat jari kekasihnya merangsang tunas kesenangannya tanpa ampun.

“Mmm betapa aku sangat memuja perempuan kecilku… ” kekasihnya menggodanya ketika wajahnya menggeliat di puncak kesenangan.

“Ohh papa… rasakan bagaimana basahnya aku untukmu”

“Apa anakku yang manis sudah basah untuk penis papa? Mmmm penis papa di dalam vagina panas gadis kecilnya…. penis besar papa di dalam vagina gadisnya yang panas, vagina basah…” kata-katanya diiringi dengan tindakan saat dia bergerak diantara pahanya, tongkatnya berdenyut dengan bernafsu saat dia mempersiapkan lututnya.

“Setubuhi aku pa… masukkan penismu ke dalamku”

“Sayang… Emma yang nakal… buka vaginamu untuk penis papa” tangan mereka memandu, kejantanannya membelah masuk kewanitaannya.

“Papa… sepenuhnya untukku kan?”

“Ya putriku manis… sperma yang penuh untuk kandunganmu… apa kamu akan membuat papa melakukan itu di dalam tubuhmu?”

“Ahh ya papa… aku akan membuatmu memberikan semuanya ke dalam tubuhku… ahh ahh ahh” Emma mulai menggerakkan pinggangnya…takkan menghentikan dirinya saat dia membayangkan itu. Mata mereka saling bertemu dalam sebuah kesenangan yang sempurna, mereka bergerak dengan satu tujuan, yang ditetapkan oleh kata-katanya.

“Papa akan menebarkan semuanya ke dalam kandunganmu yang subur… sperma papa akan membuat bayi di dalam kandunganmu Emma sayang” tangan kekasihnya mengayun pantatnya sekarang saat dia mulai menusuk lebih dalam, matanya menatap kekasihnya ketika dia menarik pantatnya yang berotot, mendorong lebih lanjut ke dalam tubuhnya… memberinya hadiah yang sangat berharga.

Penis besarnya menekan dalam dan panjang, buah zakarnya yang berat menampar pantatnya saat dia mendorong ke dalam kandungannya. Dia tidak bisa menolong, hanya melihatnya, setiap gerakan mereka yang mendatangkan nikmat… membayangkan waktunya akan segera datang… memancar dari kekasihnya… berenang di dalam dirinya… membuatnya mengandung anaknya. Dia menggelinjang saat kekasihnya menyusu pada puting susunya yang diremas keras, tangan besarnya meremas payudaranya bersama-sama saat dia mengocoknya berulang-ulang.

Dia berteriak, menaikkan lututnya setinggi yang dia bisa untuk memaksanya lebih dalam ke bagian terdalam vaginanya. Kekasihnya menghentak lebih cepat, meremas pantatnya untuk membuat sebuah lingkaran yang ketat pada vaginanya… momen yang sempurna mendekat dengan cepat saat dia menatap mata kekasihnya yang juga dipeluk selimut puncak surgawi. Emma memperlambat gerakan kekasihnya, menenangkannya ketika waktunya datang…

“Aku ingin menahanmu jauh di dalam tubuhku saat kamu keluar…saat kamu memompa benihmu ke dalam tubuhku”

“Oh sayang…ya manisku…tahan aku saat kukeluarkan spermaku ke dalam kandunganmu”

Dia merasa itu membesar di dalam cengkramannya, urat gemuk penisnya siap untuk berejakulasi, dan kemudian menghentak dengan liar, dan dengan masing-masing semburan yang dia rasa pancarannya yang kuat menghantam dinding kewanitaannya, membasahi hamparan ladangnya yang haus kekeringan. Bibir mereka bertemu dalam lilitan sempurna, tangisan Emma membanjiri kekasihnya kala kekasihnya menyembur dengan deras ke dalamnya. Punggung Emma melengkung, mencengkeram penisnya sangat erat saat ombak kesenangan menggulungnya. Dia ingin menahannya di sana untuk selamanya…

Jantung mereka berdegup sangat keras ketika mereka berbaring bersama, terengah-engah, sampai mereka bisa berbicara.

“Oh Tuhan Emma…aku sangat menginginkanmu…”

Dan untuk beberapa hari kedepan, tak ada sepatah katapun yang sanggup melukiskan momen itu… 

GABUNG Halaman Facebook saya Kokeykhia.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini


KEPRIBADIAN PRIA BISA DILIHAT DARI PENATAAN KAMAR TIDURNYA



Pria umumnya enggan menunjukkan kamarnya ke kekasih atau wanita yang sedang dekat dengannya. Tapi begitu akhirnya dia mempersilakan Anda masuk, inilah kesempatan emas untuk tahu lebih banyak tentang kepribadiannya. Menurut desainer interior dan penulis buku 'Speed Decorating' Jill Vegas, sifat pria bisa dilihat dari barang-barang yang ada di kamarnya.

1. Trofi atau Piala dari Lomba di Sekolah
Pria yang masih memajang piala atau trofi yang pernah dia raih di masa sekolah, menandakan kalau dia belum dewasa secara emosional. Pria tipe ini mengharapkan kekasihnya bisa dekat dengan ibunya. Dia juga tidak bisa mencintai kekasih sepenuhnya karena 'cinta pertamanya' adalah sang ibu. Jika ingin berhubungan dengan pria ini, Anda mungkin harus menunggu beberapa tahun sampai pikirannya dewasa.

2. Sofa Besar Berlapis Kulit
Sofa berukuran besar akan memakan ruang kosong di kamar yang tidak terlalu luas. Jika ada pria yang menempatkan sofa besar dari kulit di kamarnya, atau furnitur lain yang berukuran besar, kemungkinan besar dia belum punya cukup 'ruang' untuk seorang wanita mengisi kehidupannya (belum siap berkomitmen-red).

3. TV Plasma Layar Besar
Anda masuk ke kamarnya, dan hal pertama yang langsung terlihat adalah TV plasma dengan layar besar terpampang di dinding. Itu berarti dia tipe pria yang suka segala sesuatu yang clean, minimalis dan modern. Dia juga lebih suka bersantai di rumah ketimbang pergi hang out bersama teman-temannya. Ini bisa menjadi celah bagi Anda untuk menemaninya menonton acara TV atau DVD favoritnya.

4. Benda-benda 'Jadul'
Terdapat kursi berdesain vintage dan dia juga punya tape recorder 'jadul' di kamarnya. Artinya, dia bangga dengan apa yang dimilikinya dan setiap benda punya arti spesial baginya.

"Pria ini tahu bagaimana berkencan dengan wanita. Dia tidak yakin apakah siap untuk menjalin hubungan jangka panjang, tapi begitu dia menemukan wanita yang menurutnya menarik, dia berambisi harus memilikinya," ujar Jill, seperti dikutip dari Cosmopolitan USA.

5. Mainan Anjing
Apakah dia punya hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, dan menaruh tempat tidur, rantai dan mainan di kamar tidurnya? Apakah dia juga menempatkan foto keluarga di meja kamar? Jika ya, ini menunjukkan bahwa dia sudah siap bertanggungjawab terhadap orang yang dicintainya.

"Dia tipe pria yang solider dan rendah hati. Dia ingin rumah/kamarnya terkesan hangat dan mengundang orang, terutama kekasihnya untuk betah berlama-lama di tempatnya. Jika Anda melihat kamar atau rumah pria dengan penataan yang seimbang, itu berarti dia siap untuk berkomitmen," jelas Jill. sumber
GABUNG Halaman Facebook saya Kokeykhia.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

INGIN TAHU KARAKTER ASLI PRIA? AJAK DIA MEMASAK!



Salah satu cara untuk meluluhkan hati pria adalah dengan menyajikannya masakan yang lezat. Tapi bila Anda ingin tahu kepribadiannya, ajaklah dia memasak bersama. Apakah dia kekasih yang cemburuan, protektif atau suka petualangan? Perhatikan saja caranya memasak dan bahan-bahan apa saja yang dipilihnya saat memasak.

1. Penyayang
Apakah si dia lebih suka memasukkan bahan-bahan nabati ke dalam masakan seperti sayur dan biji-bijian ketimbang daging? Jika ya, terlebih lagi bila dia penganut vegetarian, berarti dia tipe pria yang peduli akan kesehatan, lingkungan atau mungkin pecinta binatang. Jadi, Anda bisa mengharapkan pria seperti ini ramah, hangat dan pengertian. Tapi di sisi lain, dia juga tipe yang cerewet dan sangat spesifik. Trik menghadapi pria seperti ini, bersikaplah santai dan spontan namun tetap menjaga perkataan karena pria seperti ini sedikit sensitif.

2. Sadar Kesehatan
Apakah dia selalu menghitung jumlah kalori dari tiap bahan makanan yang dimasukkan ke dalam masakan? Pria ini adalah tipe yang sangat peduli dengan diet sehat, dan fokusnya adalah membuat makanan sehat sehingga dia bisa menikmati makanan tanpa rasa bersalah. Dari caranya memasak, bisa menandakan kalau dia punya kekhawatiran tentang pencitraan diri, atau mudah merasa tidak percaya diri. Maka Anda harus memberinya perhatian lebih. Jadilah pasangan yang menyemangati dan mendukung dengan tidak mengritik pola makannya.

3. Dominan
Dia mengatur pembagian tugas dalam memasak, dan biasanya, dia lebih suka dengan urusan panggang memanggang, ketimbang memotong bawang, menumis atau merebus bahan-bahan. Kenapa? Karena memanggang daging membuat pria terlihat maskulin. Ini berarti, kekasih atau teman kencan Anda cukup percaya diri dengan apa yang dia lakukan dan tidak mau meminta saran tentang apapun. Dari caranya membalik daging, mengoleskan bumbu marinasi dan menempatkan bahan-bahan di atas pemanggang, seolah ingin menunjukkan kalau 'Akulah yang memegang kontrol'. Namun di sisi lain, dia juga mengharapkan pujian jika apa yang dikerjakan hasilnya bagus.

4. Calon Pengayom yang Baik
Bukan sekadar memasak, tapi dia juga menyiapkan segala bahan dengan detail dan terlihat menikmati saat memasak. Dia mungkin tidak membuat makanan bernutrisi tinggi tapi makanan yang disajikan terasa lezat. Ini berarti dia mau melakukan usaha lebih untuk menyenangkan pasangan dan bisa dibilang, calong pengayom yang baik dalam keluarga. Ketika menemukan tipe pria seperti ini, penghargaan berupa pujian atau kecupan kecil di pipi sudah cukup untuk menyenangkannya.

5. Bebas
Tipe ini merupakan seseorang yang suka memasak tapi terlalu malas untuk memasukkan bahan-bahan ke masakannya sendiri. Dia adalah pria yang santai dan easy-going, meskipun peduli akan kandungan nutrisi dari makanan tapi dia lebih suka sesuatu yang praktis (membeli makanan dan kemasan atau dimasak instan). Pria seperti ini sangat terbuka dengan saran dan ide-ide baru.

6. Jiwa Petualang
Pria dengan jiwa petualang suka mencoba hal-hal baru, termasuk memasukkan bahan-bahan tak biasa ke dalam masakan. Dia suka mencoba resep bercitarasa eksotis yang pernah dicicipinya di restoran atau kafe. Tipe ini biasanya ekstrovert, berani keluar dari zona nyaman bahkan merengkuh bahaya. Saat dekat dengan pria ini, bersiap-siaplah untuk menemui berbagai kejutan dan pengalaman tak terduga. sumber
GABUNG Halaman Facebook saya Kokeykhia.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...