UNIK

Translate

Tukang Ojek Aja Pilih Kondom,????


Keberhasilan program KB di Sulawesi Tenggara dirasakan juga di Kota Kendari. Selain ibu-ibu yang ber-KB dengan pilihan terbanyak menggunakan implan (susuk) atau spiral, pria juga tak mau kalah. Program KB yang populer di kalangan pria Kendari adalah kondom yang peminat terbesarnya adalah tukan ojek.

Kepala Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kota Kendari, Hj Normadia mengatakan kondom sebagai alat kontrasepsi yang paling disukai akseptor pria. Peminatnya jauh lebih banyak dibanding Modus Operasi Pria (MOP) atau vasektomi yang hanya dipakai oleh 9 pria se-Kota Kendari.

Uniknya, sosialisasi penggunaan kondom di Kota Kendari dilakukan di kalangan tukang ojek yang lalu tercatat juga sebagai pengguna terbanyak. Normadia tidak memiliki alasan khusus untuk memilih tukang ojek, namun mengakui bahwa responsnya sangat positif karena banyak yang menggunakannya dalam program untuk merencanakan kelahiran anak.


"Responsnya sangat bagus, penggunaan kondom sangat diminati oleh para tukang ojek. Tentunya kami berharap, tidak cuma tukang ojek yang mau terlibat dalam KB. Tukang ojek saat ini dipilih sebagai sasaran sosialisasi karena alasan praktis saja," ungkap Normadia di acara temu Kader dan Pengelola Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja di Kota Kendari.

Sementara alasan para wanita di Kendari menggunakan implan dan spiral tak lain karena kedua alat kontrasepsi ini hanya perlu dipasang sekali untuk jangka waktu yang lama. Cukup praktis dibandingkan pil KB yang harus dikonsumsi rutin setiap hari.

Salah seorang akseptor (peserta KB) yang baru saja memasang implan, Sinta (19 tahun) membenarkan hal itu. "Saya pilih pakai implan karena praktis dan sewaktu-waktu kalau mau masih bisa punya anak lagi. Anak saya baru 1, umur 1 bulan dan masih ingin punya 1 anak lagi 3 tahun mendatang," ungkap Sinta saat diwawancarai detikHealth di lokasi stand layanan KB keliling.

Normadia mengakui bahwa dibanding metode kontrasepsi lainnya, implan paling diminati oleh akseptor. selain implan, alat kontrasepsi lain yang banyak peminatnya adalah spiral.

YANG PALING BANYAK NIKAH MUDA, WANITA ASAL JAWA BARAT

Banyak pasangan yang ingin segera meresmikan hubungan mereka dalam ikatan pernikahan. Padahal usia mereka terbilang masih terlalu dini. Di Indonesia, kebanyakan kasus nikah muda terjadi di daerah Indramayu, Jawa Barat.

"Nikah muda masih banyak terjadi, terutama daerah Indramayu, Jawa Barat. Di desa-desa serta pinggiran kota masih banyak data pernikahan usia dini yang akhirnya berdampak pada perceraian,” ujar U. Kusmana yang akrab dipanggil Uung, Humas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat diwawancari wolipop lewat telepon, Rabu (04/07/2012).

Meskipun kasus nikah muda terbanyak di kawasan Indramayu, ternyata pasangan menikah sebelum umur 20 tahun masih terjadi di Jakarta walaupun tidak sebanyak di Indramayu. Umumnya, warga Jakarta yang menikah muda ialah masyarakat pinggiran. Mengapa demikian? Karena nikah muda sangat berkaitan dengan faktor pendidikan.

Agar kasus nikah muda berkurang, yang akan mempengaruhi tingkat perceraian di Indonesia, BKKBN bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk melakukan penyuluhan kepada calon pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA). Penyuluhan itu dilakukan dengan mengimbau wanita yang berumur di bawah 20 tahun supaya menunda pernikahan.

Namun, jika segala persiapan menikah sudah matang sehingga pernikahan tersebut tidak bisa ditunda maka wanita disarankan agar tidak hamil sebelum usia 20 tahun atau menunda anak pertama. Hal itu demi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga nantinya.

"Pernikahan itu bukan mainan karena dia akan menjadi pasangan yang bakal menyiapkan penerus yang harus disiapkan sebaik-baiknya, makanya saat menikah, keduanya harus siap, baik psikis maupun fisik," papar Uung, yang pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Penerangan dan Motivasi di BKKBN, Jawa Barat, pada tahun 1997-2001.

Selain melakukan program penyuluhan kepada calon pengantin, BKKBN juga mengadakan seminar serta membentuk Pusat Informasi Konseling Remaja dan Mahasiswa yang tersebar di 6.447 sekolah dan 288 perguruan tinggi Indonesia. Program tersebut cukup membuahkan hasil, data menunjukkan kalau kini pasangan menikah rata-rata umur 19,8 tahun walaupun Undang-Undang No. 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa wanita boleh menikah pada usia 16 tahun.

ABG Mulus Mandi di Sungai












http://tingkah2-abg.blogspot.com/

Bra merah tante 'berpayud4ra besar' super hoot

- lama gak ketemu...Tante Titiek udah direbonding!!











Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...