Bayiku
sejak lahir “dibiasakan” tidur digendong sambil diayun-ayun. Hal itu
dilakukan oleh orangtuaku juga. Awalnya aku sangat menikmati cara
menidurkan bayi seperti itu. Tetapi ketika dia beranjak 3 bulan, dan
beratnya sudah mencapai 5 kg lebih, acara menidurkan bayi menjadi berat
dan semaaakin berat (dalam arti yang sesungguhnya). Lebih lagi jika
bayi sudah tidur dan aku rebahkan di tempat tidur bahkan jika dilakukan
dengan sangat perlahan, dia pasti langsung tersadar dan mulai
menangis, ingin digendong lagi. Akibat terlalu sering menggendong,
tanganku kaku dan sakit jika digunakan untuk mengangkat sesuatu.
Aku mendapatkan solusi ketika seseorang menghadiahi sebuah buku, “Secrets of the Baby Whisperer” yang ditulis oleh Tracy Hogg. Bukunya benar-benar bermanfaat dan mudah diterapkan! Sepertinya semua masalah tipikal perawatan bayi ada solusinya disitu. Sayangnya buku itu tidak diterbitkan lagi oleh Gramedia.
Termasuk solusi merubah kebiasaan bayi yang tidur harus digendong, ada dalam buku itu. Pada prinsipnya bayi adalah makhluk kebiasaan dan adalah tergantung orang tuanya yang membuat kebiasaan tersebut. Bayi menangis ketika dibaringkan, karena ia protes, “Bukan begitu biasanya saya ditidurkan!”
Pertama, kenali dulu tanda-tanda bayi sudah mengantuk. Tahapannya adalah: menguap, melamun, dan tidur. Pada tahap menguap, segera redupkan lampu, dan peluk bayi dengan posisi bayi berdiri (bukan rebah), sambil ditepuk-tepuk punggungnya. Tidak perlu diayun. Jika sudah melamun, baringkan bayi di tempat tidur, sambil terus menepuk-nepuk punggung atau dadanya. Pada awalnya ia pasti protes dengan cara menangis. Jangan buru-buru diangkat. Tunggu tiga kali tangisan, baru angkat dan peluk kembali bayi sambil ditepuk-tepuk. Jika sudah berhenti menangis dan bayi telah tenang kembali, segera baringkan bayi (masih sambil ditepuk-tepuk). Ia akan segera menangis kembali. Tunggu lagi tiga kali tangisan dan angkat kembali sambil ditepuk-tepuk. Begitu seterusnya, sampai bayi akhirnya tertidur ketika berbaring.
Cara ini saya terapkan, dan pada 8 kali baringan, ia akhirnya tertidur pulas tanpa harus digendong sambil diayun! Believe me, it works!
Yang perlu diperhatikan:
* Semakin muda umur bayi, akan semakin mudah membiasakannya dengan cara tidur seperti ini.
* Mengusap dahi bayi ke arah mata bisa membantu mengurangi ketegangan pada bayi, karena mata bayi juga butuh istirahat dari rangsangan cahaya.
* Selain itu suarakan bunyi bisikan “sssh.. sssh..” ketika menenangkan bayi; suara itu menyerupai bunyi cairan di sekeliling rahim dan oleh karena itu bisa membuatnya tenang.
* Ritme tepukan pada punggung atau dada bayi usahakan seperti irama degup jantung ibu ketika bayi di dalam rahim, tujuannya untuk menenangkannya. Ketika memeluk dan menepuk-nepuk punggung bayi, segera hentikan jika ia sudah diam atau tenang, dan jangan keterusan. Alasannya, supaya menghindari ketergantungan bayi pada hal itu. kita tentu saja harus memenuhi kebutuhan bayi, tetapi jika kebutuhannya sudah terpenuhi (dalam hal ini ia sudah tenang), ia sebenarnya tidak membutuhkannya lagi.
* Jika tahap melamun terlewat dan bayi masih dibiarkan beraktivitas (dan bukannya dibaringkan di tempat redup), ia akan kesal dan terlalu lelah sehingga menangis hebat (untuk menutup dirinya – mata dan telinganya – dari dunia luar) dan akan dibutuhkan effort lebih besar untuk menenangkannya. Jadi ibu harus cermat dalam melihat tanda-tanda bayi mengantuk.
* Jika bayi memalingkan muka dari mainan atau rangsangan dari luar, itu bisa berarti ia bosan atau lelah. Jika kita berikan mainan lainnya, dan ia kembali excited, berarti dia hanya bosan. Namun jika kita berikan mainan lainnya dan ia memalingkan mukanya lagi, berarti ia sudah lelah atau mengantuk. Segera redupkan lampu dan tenangkan bayi sebelum ia menangis hebat.
* Ibu jangan panik ketika bayi menangis. Ingat bahwa tujuan kita adalah menenangkannya. Jangan malah membuatnya menjadi lebih tertekan dengan menggoncang-goncangkan tubuh bayi dengan keras. Keep calm, and your baby will eventually be calm.
Yang paling penting adalah konsistensi. Jika ibu menyerah dan kembali mengayun-ayunkan bayi untuk menidurkannya, ia akan kembali ke kebiasaan lama dan perlu mulai dari awal lagi untuk merubah kebiasaannya itu.
Bayi ditidurkan dengan tenang, ibu pun senang...
Aku mendapatkan solusi ketika seseorang menghadiahi sebuah buku, “Secrets of the Baby Whisperer” yang ditulis oleh Tracy Hogg. Bukunya benar-benar bermanfaat dan mudah diterapkan! Sepertinya semua masalah tipikal perawatan bayi ada solusinya disitu. Sayangnya buku itu tidak diterbitkan lagi oleh Gramedia.
Termasuk solusi merubah kebiasaan bayi yang tidur harus digendong, ada dalam buku itu. Pada prinsipnya bayi adalah makhluk kebiasaan dan adalah tergantung orang tuanya yang membuat kebiasaan tersebut. Bayi menangis ketika dibaringkan, karena ia protes, “Bukan begitu biasanya saya ditidurkan!”
Pertama, kenali dulu tanda-tanda bayi sudah mengantuk. Tahapannya adalah: menguap, melamun, dan tidur. Pada tahap menguap, segera redupkan lampu, dan peluk bayi dengan posisi bayi berdiri (bukan rebah), sambil ditepuk-tepuk punggungnya. Tidak perlu diayun. Jika sudah melamun, baringkan bayi di tempat tidur, sambil terus menepuk-nepuk punggung atau dadanya. Pada awalnya ia pasti protes dengan cara menangis. Jangan buru-buru diangkat. Tunggu tiga kali tangisan, baru angkat dan peluk kembali bayi sambil ditepuk-tepuk. Jika sudah berhenti menangis dan bayi telah tenang kembali, segera baringkan bayi (masih sambil ditepuk-tepuk). Ia akan segera menangis kembali. Tunggu lagi tiga kali tangisan dan angkat kembali sambil ditepuk-tepuk. Begitu seterusnya, sampai bayi akhirnya tertidur ketika berbaring.
Cara ini saya terapkan, dan pada 8 kali baringan, ia akhirnya tertidur pulas tanpa harus digendong sambil diayun! Believe me, it works!
Yang perlu diperhatikan:
* Semakin muda umur bayi, akan semakin mudah membiasakannya dengan cara tidur seperti ini.
* Mengusap dahi bayi ke arah mata bisa membantu mengurangi ketegangan pada bayi, karena mata bayi juga butuh istirahat dari rangsangan cahaya.
* Selain itu suarakan bunyi bisikan “sssh.. sssh..” ketika menenangkan bayi; suara itu menyerupai bunyi cairan di sekeliling rahim dan oleh karena itu bisa membuatnya tenang.
* Ritme tepukan pada punggung atau dada bayi usahakan seperti irama degup jantung ibu ketika bayi di dalam rahim, tujuannya untuk menenangkannya. Ketika memeluk dan menepuk-nepuk punggung bayi, segera hentikan jika ia sudah diam atau tenang, dan jangan keterusan. Alasannya, supaya menghindari ketergantungan bayi pada hal itu. kita tentu saja harus memenuhi kebutuhan bayi, tetapi jika kebutuhannya sudah terpenuhi (dalam hal ini ia sudah tenang), ia sebenarnya tidak membutuhkannya lagi.
* Jika tahap melamun terlewat dan bayi masih dibiarkan beraktivitas (dan bukannya dibaringkan di tempat redup), ia akan kesal dan terlalu lelah sehingga menangis hebat (untuk menutup dirinya – mata dan telinganya – dari dunia luar) dan akan dibutuhkan effort lebih besar untuk menenangkannya. Jadi ibu harus cermat dalam melihat tanda-tanda bayi mengantuk.
* Jika bayi memalingkan muka dari mainan atau rangsangan dari luar, itu bisa berarti ia bosan atau lelah. Jika kita berikan mainan lainnya, dan ia kembali excited, berarti dia hanya bosan. Namun jika kita berikan mainan lainnya dan ia memalingkan mukanya lagi, berarti ia sudah lelah atau mengantuk. Segera redupkan lampu dan tenangkan bayi sebelum ia menangis hebat.
* Ibu jangan panik ketika bayi menangis. Ingat bahwa tujuan kita adalah menenangkannya. Jangan malah membuatnya menjadi lebih tertekan dengan menggoncang-goncangkan tubuh bayi dengan keras. Keep calm, and your baby will eventually be calm.
Yang paling penting adalah konsistensi. Jika ibu menyerah dan kembali mengayun-ayunkan bayi untuk menidurkannya, ia akan kembali ke kebiasaan lama dan perlu mulai dari awal lagi untuk merubah kebiasaannya itu.
Bayi ditidurkan dengan tenang, ibu pun senang...
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7991263