Terjadinya kehamilan dapat dihindari tanpa alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan metode kontrasepsi alami. Setidaknya ada 4 cara yang dilakukan pasangan agar tidak terjadi kehamilan.
Caranya adalah menghindari melakukan hubungan seks ketika wanita sedang ovulasi, yaitu ketika sel telur tersedia untuk dibuahi oleh sperma. Ada juga cara di mana pria tidak mengeluarkan spermanya di dalam vagina wanita.
Berikut 4 metode kontrasepsi alami yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kehamilan, seperti dilansir dari onlymyhealth, Kamis (19/7/2012) yaitu:
1. Metode kalender
Dengan menggunakan metode ini, periode ovulasi wanita dikalkulasikan berdasarkan 12 periode menstruasi sebelumnya. Hal ini dapat menjadi patokan untuk menentukan hari pertama dan hari terakhir dari kesuburan wanita.
Metode kontrasepsi alami dengan menerapkan sistem kalender adalah dengan cara mengurangi 18 hari dari masa menstruasi terpendek dan 11 hari dari periode menstruasi terpanjang dalam 12 siklus terakhir menstruasi yang masing-masing merupakan hari subur pertama dan terakhir.
Dengan cara ini Anda akan mendapatkan gambaran tentang hari dimana tubuh berovulasi. Hindari melakukan hubungan seks pada masa itu agar terhindar dari kehamilan yang tidak direncanakan. Efektivitas dari metode ini adalah sekitar 80 persen.
2. Metode suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh wanita ketika sedang dalam masa ovulasi berbeda dengan suhu tubuh Anda sehari-hari. Ketika ovulasi, tubuh mengalami pergeseran suhu basal tubuh hingga 0,05 derajat.
Metode kontrasepsi ini mengharuskan Anda mengukur suhu tubuh terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seks. Tetapi metode ini tidak memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi karena tidak mudah mengukur suhu tubuh dengan tepat.
3. Coitus interruptus (Sanggama terputus)
Coitus interruptus adalah metode kontrasepsi alami yang sangat bergantung pada kemampuan laki-laki dan kewaspadaannya. Metode ini mengharuskan pria mengeluarkan penisnya dari vagina wanita sebelum ejakulasi air mani.
Ini merupakan kontrasepsi alami yang paling sederhana tetapi pria harus berkompromi terhadap kenikmatan seksualnya karena banyak yang merasa tidak maksimal nikmatnya dengan melakukan ini. Selain itu, keberhasilan metode ini hanya sekitar 65 persen.
Hal ini berarti sekitar 35 persen wanita mungkin masih dapat hamil setelah menggunakan metode ini. Metode ini benar-benar memerlukan ketepatan waktu bagi pria untuk menarik penisnya.
4. Metode lendir serviks
Dalam metode kontrasepsi ini, sebelumnya tingkat dan volume lendir serviks diukur dalam kaitannya dengan ovulasi. Lendir serviks dapat diperiksa dengan jari pada vagina Anda untuk mengidentifikasi hari-hari kering dan basah.
Ketika sedang subur, vagina wanita akan basah oleh lendir serviks selama berhari-hari. Metode ini tergantung pada pengamatan perubahan konsistensi dan volume lendir serviks terkait dengan ovulasi.
Ada 10 hari basah dalam siklus 28 hari menstruasi. Hari basah mulai dengan 2 sampai 3 hari ditandai dengan lendir putih yang lengket, diikuti oleh 3 sampai 5 hari lendir berlimpah dan licin.
Tahap terakhir adalah ketika ada lendir lengket selama 3 hari, setelah masa subur berakhir. Tingkat keberhasilan menggunakan metode ini adalah sebanyak 78 persen hanya karena beberapa wanita gagal mengamati lengket lendir dengan benar.
sumber : detikHealth
GABUNG Halaman Facebook saya Kokeykhia.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
Caranya adalah menghindari melakukan hubungan seks ketika wanita sedang ovulasi, yaitu ketika sel telur tersedia untuk dibuahi oleh sperma. Ada juga cara di mana pria tidak mengeluarkan spermanya di dalam vagina wanita.
Berikut 4 metode kontrasepsi alami yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kehamilan, seperti dilansir dari onlymyhealth, Kamis (19/7/2012) yaitu:
1. Metode kalender
Dengan menggunakan metode ini, periode ovulasi wanita dikalkulasikan berdasarkan 12 periode menstruasi sebelumnya. Hal ini dapat menjadi patokan untuk menentukan hari pertama dan hari terakhir dari kesuburan wanita.
Metode kontrasepsi alami dengan menerapkan sistem kalender adalah dengan cara mengurangi 18 hari dari masa menstruasi terpendek dan 11 hari dari periode menstruasi terpanjang dalam 12 siklus terakhir menstruasi yang masing-masing merupakan hari subur pertama dan terakhir.
Dengan cara ini Anda akan mendapatkan gambaran tentang hari dimana tubuh berovulasi. Hindari melakukan hubungan seks pada masa itu agar terhindar dari kehamilan yang tidak direncanakan. Efektivitas dari metode ini adalah sekitar 80 persen.
2. Metode suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh wanita ketika sedang dalam masa ovulasi berbeda dengan suhu tubuh Anda sehari-hari. Ketika ovulasi, tubuh mengalami pergeseran suhu basal tubuh hingga 0,05 derajat.
Metode kontrasepsi ini mengharuskan Anda mengukur suhu tubuh terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seks. Tetapi metode ini tidak memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi karena tidak mudah mengukur suhu tubuh dengan tepat.
3. Coitus interruptus (Sanggama terputus)
Coitus interruptus adalah metode kontrasepsi alami yang sangat bergantung pada kemampuan laki-laki dan kewaspadaannya. Metode ini mengharuskan pria mengeluarkan penisnya dari vagina wanita sebelum ejakulasi air mani.
Ini merupakan kontrasepsi alami yang paling sederhana tetapi pria harus berkompromi terhadap kenikmatan seksualnya karena banyak yang merasa tidak maksimal nikmatnya dengan melakukan ini. Selain itu, keberhasilan metode ini hanya sekitar 65 persen.
Hal ini berarti sekitar 35 persen wanita mungkin masih dapat hamil setelah menggunakan metode ini. Metode ini benar-benar memerlukan ketepatan waktu bagi pria untuk menarik penisnya.
4. Metode lendir serviks
Dalam metode kontrasepsi ini, sebelumnya tingkat dan volume lendir serviks diukur dalam kaitannya dengan ovulasi. Lendir serviks dapat diperiksa dengan jari pada vagina Anda untuk mengidentifikasi hari-hari kering dan basah.
Ketika sedang subur, vagina wanita akan basah oleh lendir serviks selama berhari-hari. Metode ini tergantung pada pengamatan perubahan konsistensi dan volume lendir serviks terkait dengan ovulasi.
Ada 10 hari basah dalam siklus 28 hari menstruasi. Hari basah mulai dengan 2 sampai 3 hari ditandai dengan lendir putih yang lengket, diikuti oleh 3 sampai 5 hari lendir berlimpah dan licin.
Tahap terakhir adalah ketika ada lendir lengket selama 3 hari, setelah masa subur berakhir. Tingkat keberhasilan menggunakan metode ini adalah sebanyak 78 persen hanya karena beberapa wanita gagal mengamati lengket lendir dengan benar.
sumber : detikHealth