Gambar-Gambar Kocak Obesitas VS Kurang Gizi





Di Indonesia banyak sekali anak yang mengalami Obesitas. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi negara kita karena harus menyerang anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Malnutrisi (kurang gizi) telah sejak lama menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia.

Namun perkembangan keuangan yang pesat dan meningkatnya standar hidup sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara yang mengalami perubahan nutrisi, dimana isu gizi ini tidak sekedar mencakup masalah kekurangan nutrisi pada anak tetapi juga obesitas anak.

"Pada negara-negara yang mengalami transisi nutrisi, kekurangan gizi dan nutrisi seperti zat besi, vitamin A dan zinc pada anak, terjadi bersamaan dengan kasus obesitas dan penyakit nutrisi kronis lainnya. Kami menamakan kondisi ini sebagai double burden," jelas Prof Ricardo Uauy, MD, PhD, profesor di bidang nutrisi dan kesehatan umum dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Universitas London, dalam acara konferensi pers 'Komitmen Bersama Institusi Kesehatan dan Pelaku Industri dalam Mengatasi Penyakit Degeneratif dan Double Burden di Indonesia' di Hotel Shangril-La, Jakarta.

Menurut Prof Ricardo, adanya perubahan pada pola makanan dan aktivitas fisik masyarakat menjadi penyebab utama kasus-kasus ini. Selama lebih dari 20 tahun terakhir, pola hidup di negara negara yang mengalami transisi nutrisi banyak dipengaruhi oleh globalisasi

Berbagai faktor seperti urbanisasi, perbaikan sanitasi, pengaruh berbagai kebijakan di bidang pertanian, kemudahan akses pada teknologi dan pengaruh pesatnya informasi dari televisi dan media massa juga turut memberikan perubahan yang signifikan pada sistem makanan dan pola konsumsi keluarga Indonesia.

"Indonesia kan negara agraris, petani ambil makanan dari ternak dan kebun sendiri. Kalau paceklik ya akibatnya gizi kurang dan lain-lain. Dengan adanya industrialisasi, orang desa pada pindah ke kota. Banyak kerjaan membuat banyak orang menjadi sibuk dan tidak sempat masak sendiri. Akhirnya beli makanan di luar, nah yang banyak dijual kan makanan western yang tinggi energi (kalori) tapi rendah gizi, jadilah obesitas," jelas DR dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A (K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Kurang gizi dan obesitas sama-sama menjadi masalah yang besar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, anak-anak yang kini mengalami kurang gizi atau obesitas kelak akan menjadi penerus bangsa.

Malnutirisi pad anak dapat menyebabkan pertumbuhan terganggu, tubuh pendek atau kurangnya kemampuan otak. Sedangkan obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko anak menderita diabetes, hipertensi, kolestrol yang tinggi, penyakit jantung dan stroke lebih dini.
   
"Negara menjadi tidak produktif bila masyarakatnya mati muda atau menjadi tidak produktif di usia muda," jelas Prof Ricardo.

Karena itu sekarang sudah banyak nutrisi dan multi vitamin yang beredar di pasaran yang di percaya dapat membantu memantain berat badan tubuh agar tidak ke gemukan atau pun terlalu kurus. Salah satu contoh dari multi vitaminnya adalah multi vitamin dari bahan spirulina.

sumber-tipsbebek.blogspot.com/gambar-gambar-kocak-obesitas-vs-kurang-gizi/

GABUNG Halaman Facebook saya 
Info Menarik KKK Blogger's
Dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini