Menjamurnya restoran siap saji menjanjikan risiko penyakit yang mengintai Anda.
Budaya Barat, terutama junk food, dikaitkan dengan meningkatnya risiko diabetes dan lebih mungkin untuk meninggal akibat penyakit jantung untuk masyarakat Timur.
Temuan dalam journal Circulation ini merupakan hasil dari sebuah riset terhadap 60.000 warga Singapura selama satu dekade.
Menurut peneliti dari University of Minnesota School laporan Public Health, ingin mengetahui telah terjadi perubahan pola makan mereka dari tradisional dan makanan segar, menjadi ke makanan cepat saji ala Barat.
Orang yang makan makanan cepat saji sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar mengembangkan risiko diabetes dan 56 persen risiko kematian lebih tinggi dari penyakit jantung.
Bahkan, mereka yang rutin menyantap makanan cepat saji sebanyak empat kali atau lebih memiliki peningkatan risiko menjadi 80 persen terhadap kematian akibat penyakit jantung.
"Banyak budaya Barat (junk food) yang berdatangan itu menjadi tanda mereka sedang mengembangkan ekonominya," ungkap ketua peneliti kata Andrew Odegaard dilansir melalui Reuters (23/7).
"Yang menarik dari hasil penelitian ini adalah mereka yang sering makan makanan cepat saji adalah anak muda, lebih berpendidikan, tidak merokok dan aktif secara fisik. Harusnya, hal ini dikaitkan dengan rendahnya risiko cardio-metabolik," tambahnya.